TAKUT (KHOUF) PADA ALLAH TA’ALAA
Perasaaan takut adalah sebuah hal yang manusiawi, tapi bagaimana mengelola rasa takut menjadi lebih bertanggungjawab dan produktif? Keberanian sangat diperlukan dalam hidup ini untuk memudahkan tercapainya maksud dan tujuan yang ingin kita capai. Seorang ulama tunanetra ketika disuguhi hidangan ayam panggang berujar, "Seandainya kamu seekor elang tidaklah mungkin diperlakukan orang seperti ini". Artinya kalau seseorang memiliki keberanian, tidaklah mudah diperlakukan seenaknya oleh orang yang ingin berbuat dan bertindak terhadap dirinya.
Inilah sebagian manfaat keberanian itu. Namun disisi lain rasa takut (khouf) juga diperlukan. Tentu rasa takut bukan dalam konotasi pengecut, tetapi dalam pengertian takut melakukan pelanggaran terhadap norma-norma dan penggarisan yang telah di tetapkan oleh Allah SWT.
Sebagai contoh dapat kita kemukakan perjalanan kepemimpinan Umar Ibnu Khottab. Dia terkenal seorang yang sangat pemberani. Semasa belum Islam oleh orang Arab dikenal dengan sebutan "Si kidal yang pemberani". Selalu siap menantang jago-jago yang datang untuk bertarung di Pasar Ukasy dan selalu menang. Namun setelah Islam, apalagi setelah menjadi Khalifah dia termasuk orang yang sangat penakut. Takut terhadap pertanggung jawaban kepemimpinannya di hari kemudian. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa buah dari rasa takut yang dimiliki Umar Ibnu Khottab ini dapat membuahkan hasil yang sulit dicari tandingannya sepanjang sejarah kepemimpinan dalam Islam. Rasa takut seperti ini dapat digolongkan sebagai rasa takut yang produktif. Bukan rasa takut yang mematikan.
Khouf adalah cambuk Alloh swt untuk menggiring hamba-hambaNya menuju ilmu dan amal agar mereka mendapatkan kedekatan dengan Alloh swt. Khouf inilah yang mencegah diri dari perbuatan maksiat dan mengikatnya dengan bentuk-bentuk ketaatan. Kekurangan khouf akan mengakibatkan kealpaan dan keberanian untuk berbuat dosa. Sebaliknya terlalu berlebihan dalam khouf akan menyebabkan putus asa-putus harapan.
Khouf kepada Alloh swt bisa lahir dari ma’rifah kepada Alloh swt dan ma’rifah kepada sifat-sifatNya. Khouf bisa juga lahir dari perasan banyaknya dosa yang telah diperbuat oleh seorang hamba. Juga terkadang khouf lahir dari keduanya.
Dalam Al Quran ada ayat yang mengatakan artinya orang mukmin itu dia tidak takut dan tidak berduka cita. Sedangkan dalam ayat lain ALLAH menyuruh kita untuk takut kepada ALLAH. Pada ayat lain lagi disebut, hanya dengan mengingat ALLAH-lah hati menjadi tenang.
Orang yang tidak kenal Allah, dia pemarah, emosi, sedih bukan karena cinta dan takut pada Allah, bukan karena akhirat, bukan karena dosa, tapi karena takut kehilangan dunia, misalnya karena takut sandal yang baru dibeli dicuri orang, takut uang habis (akhirnya menjadi kikir), karena takut ranking kelas turun, karena takut hilang pekerjaan (hingga tak yakin bahwa ALLAH Maha Pemberi Rizki), atau karena kawan marah. Kita takut, risau dan gelisah karena takut kehilangan dunia, takut kehilangan suami yang akan menikah lagi. Tetapi orang yang beriman, dia tidak gelisah, tidak susah hati karena orang marah kepada dia, atau karena dia tidak ada uang. Dia susah, gelisah, sedih, risau karena berkaitan dengan Allah, akhirat, kematian. Sebab itu di dalam Quran ada 2 bentuk takut: takut pada Tuhan dan takut pada dunia.
As-Sya’biy pernah diseru “Hai alim (orang yang berilmu)!”, beliau berkata,
“Sesungguhnya yang alim itu hanyalah yang takut kepada Alloh. Hal itu karena Alloh berfirman,”Hanya saja yang takut kepada Alloh di antara hamba-hambaNya adalah para ulama”. (QS : Fathir : 28)
Abul Qasim al-Hakim bertutur, “Siapa yang takut terhadap sesuatu ia akan lari darinya. Tetapi siapa yang takut kepada Alloh ia justru lari untuk mendekatinya.”
Fudlail bin ‘Iyadl berujar,”Jika kamu ditanya, ‘Apakah kamu takut kepada Alloh?’, maka diamlah, jangan menjawab! Sebab jika kamu jawab ‘ya’, kamu telah berdusta. Sedangkan jika kamu jawab ‘tidak’, maka kamu telah kafir!!!”
Khauf akan membakar syahwat yang diharamkan, sehingga kemaksiatan yang dulu disukai menjadi dibenci. Seperti madu, orang yang suka pun menjadi tidak suka jika tahu madu itu mengandung racun. Syahwat terbakar oleh khauf. Anggota badan pun jadi beradab. Dan hati pun diliputi rasa khusyu’ dan tenang, jauh dari kesombongan, iri, dan dengki. Bahkan ia mampu menguasai segala kegundahan dan tahu bahayanya. Maka ia tidak pernah pindah kepada selainNya. Tiada lagi keibukannya selain usaha mendekatkan diri , muhasabah, mujahadah, dan memperhitungkan setiap desah nafas dan waktunya.
Ia selalu waspada terhadap segala pikiran, langkah, dan kalimat yang keluar dari dirinya. Keadaannya seperti dalam cengkeraman binatang buas. Ia tidak tahu apakah binatang itu lengah sehingga ia bisa melepaskan diri, atau sebaliknya ia justru menerkamnya maka hancurlah ia. Lahir dan batinnya disibukkan oleh sesuatu yang ia takutkan, tidak ada tempat bagi yang lain disana. Beginilah keadaan orang yang diliputi khauf.
Masih berhubungan dengan kepemimpinan Umar Ibnu Khottab. Sebagai manifestasi rasa tanggung jawab dalam memimpin dan rasa takutnya kepada Alah SWT hampir setiap malam dia ngeluyur ke tengah-tengah kampung, keluar masuk lorong untuk melakukan check on the spot untuk mengetahui langsung apa yang terjadi pada rakyatnya. Kalau-kalau ada yang kelaparan; ada yang sakit atau kena mausibah-musibah lain. Ketika berhenti sejenak disebuah rumah kecil milik seorang janda miskin dia mendengar sebuah dialog antara ibu dengan anak prempuanya. Sang ibu menyuruh anaknya mencampur susu yang akan dijual besok dengan air karena sedikit sekali hasil perahan yang diperoleh tadi siang. Menurut sang ibu kalau tidak dicmpur bakal tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan untuk hari ini. Sang anak gadis tidak setuju dengan pendapat orang tuanya dengan alasan, Khalifah melarang keras kita berbuat demikian. Sang ibu megnemukakan alasan bahwa, " Kan Khalifah tidak juga mengetahui pebuatan kita ini". Sang anak dengan penuh keseriusan mencoba meyakinkan orang tuanya bahwa, "Khalifah Umar memang tidak mengetahui tapi Allah Yang Maha Kuasa pasti mengetahuinya. Saya minta dengan sangat jangan sampai ibu berbuat demikian".
Peristiwa itu terjadi menjelang subuh. Umar Ibnu Khattab menuju mesjid smbail menangis haru. Usai shalat Subuh anaknya yang bernama Ashim diperintahkan menyelidiki rumah orang tua miskin yang mempunyai seorang gadis itu. Setelah Ashim kembali menceritakan segala sesuatu tentang keluarga itu, Umar Ibnu Khottab memerintahkan anaknya yang memang sudah berkeinginan untuk nikah agar menikahi gadis miskin tapi suci itu. Mudah-mudahan dari hasil pernikahan itu, kata Umar Ibnu Khottab, lahir seorang pemimpin Arab.
Ternyata kemudian memang terbukti do'a dan harapan itu. Dari hasil penikahan itu lahirlah seorang perempuan yang bernama Laila yang akhirnya dinikahi oleh Abdul Aziz bin Marwan. Dari hasil pernikahan ini lahirlah Umar bin Abdul Aziz yang kelak menjadi khalifah mewarisi kepemimpinan kakeknya, Umar Ibnu Khottab. Umar bin Abdul Aziz dikenal sangat berwibawa serta jujur dan adil didalam menjalankan mekanisme pemerintahannya. Digambarkan sebagai seorang yang dikepalanya terdapat akal bijak, didadanya terdapat hati pahlawan, dimulutnya terdapat lidah sastrawan. Kelak dia menguasai negeri-negeri Maroko, Aljazair, Tunisia, Tripoli, Mesir, Hijaz, Najed, Yaman, Suriah, Palestina, Yordania, Libanon, Iraq, Armenia, Afghanistan, Bukhar sampai Samarkand.
Kendati demikian, dia tetap tinggal di sebuah rumah kecil yang tidak lebih bagus dari rumah penduduk pada umumnya. Sehingga utusan-utusan negara-negara lain yang ingin menemuinya pusing mencari rumahnya, karena jauh diluar bayangannya kalau rumahnya sejelek itu.
Satu lagi cerita yang menggambarkan buah dari rasa takut melakukan perbuatan dosa. Seorang anak yang memungut buah delima yang ranum dari sungai. Setelah dimakan lalu timbul penyesalan. Dia sangat menyesal memakan buah itu tanpa izin kepada pemiliknya. Padahal buah-buahan yang gugur yang dialirkan oleh sungai lazimnya tidak ada lagi sangkut pautnya dengan yang punya. Namun karena anak ini seorang yang wara' , sangat takut melakukan dosa. Dia menelusuri sungai itu kearah hulu sampai dia menemukan sebuah kebun delima. Dicarinya pemilik kebun itu. Dengan sangat agar dia dapat dimaafkan karena telanjur memakan buah delima yang didapati terapung di sungai. Dalam hati pemilik kebun itu, ini tentu bukan anak sembarangan. Si pemilik kebun itu mengetes anak ini. "Tidak mungkin saya maafkan, kecuali kalau kau mau menikahi anak gadisku". "Tapi saya belum ingin nikah, Pak". Jawabnya. "Ya, terserah, tapi saya tidak memaafkanmu". "Baiklah Kalau begitu, saya siap menikahi anak Bapak". " Tapi perlu kamu ketehui" kata orang tua itu– "Bahwa anak gadis saya itu buta, bisu, tuli dan lumpuh".
Setelah berfikir sejenak, dalam hatinya secara manusiawi berkata, "Mau diapakan perempuan seperti itu. Tidak dapat diajak berkomunikasi". Tapi demi keselamatannya dari kungkungan dosa yang membahayakan kehidupannya kelak diakhirat dia terima ajakan itu. Diapun dinikahkan langsung oleh orang tua itu setelah memanggil saksi.
Setelah nikah dia sendiri disuruh mendatangi isrinya di kamar. Alangkah kagetnya, karena yang ditemui di kamar adalah seorang perempuan cantik. Mungkin perempuan itu penjaga gadis cacat itu, pikirnya. Dia kembali menemui mertuanya. "Tidak ada di kamar perempuan seperti yang Bapak maksud itu. Di kamar tidak ada orang yang buta, bisu, tuli dan lumpuh.
Sang mertua menjelaskan," Itulah yang Bapak maksud, nak!. Yang saya katakan buta karena tidak suka melihat yang jelek-jelek yang dapat mendatangkan dosa; yang Bapak maksudkan dengan bisu karena tidak suka ngomong yang mendatangkan dosa; yang saya maksudkan dengan tuli karena dia sangat tidak senang mendengar suara-suara yang mendatangkan dosa; yang saya maksud dengan lumpuh karena dia tidak suka kemana-mana, lagi-lagi kaarena takut terlibat dalam perbuatan dosa. Makanya ketika kamu datang melaporkan perbautanmu meminta dimaafkan atas perbuatanmu memakan buah delima yang hanyut di sungai, langsung saya tangkap kamu, karena orang baik-baiklah yang mau melakukan itu. Saya tidak ingin menikahkan anak saya dengan sembarang orang". Hasil pertemuan kedua orang "takut berbuat dosa" itu, lahirlah seorang ulama besar, yang kita kenal dengan Imam Syafi'i, yang mazhabnya paling banyak pengikutnya di seluruh dunia. Ulama yang sejak umur 7 tahun sudah menghafal Al-Qur'an 30 juz.
KEUTAMAAN KHAUF TERHADAP ALLAH TA’ALAA ;
1. Alloh swt menyediakan petunjuk, rahmat, ilmu, dan keridhoan bagi hamba yang
khauf kepadaNya.
Alloh berfirman, “petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang takut kepada Rabb mereka (QS. Al-A’raf : 156)
2. Allah ridho terhadap orang-orang yang takut kepadaNya.
“Alloh ridla terhadap mereka dan mereka pun ridla kepadaNya. Demikian itu bagi siapa saja yang takut kepada RabbNya (QS. Al-Bayyinah:8)
3. Syarat iman seseorang.
“Alloh memerintahkan khauf, dan menjadikannya syarat iman. “Dan takutlah kalian kepadaKu, jika kalian benar-benar beriman.! (QS. Ali Imran: 175).
4. Karunia surga baginya.
Yahya bin Mu’adz berkata, “Jika seorang mukmin melakukan suatu kemaksiatan, ia pasti menindaklanjutinya dengan salah satu dari dua hal yang akan menghantarkannya ke surga; takut akan siksa dan harapan akan ampunan.”
KEDUDUKAN TAKUT DALAM AGAMA
Takut merupakan bentuk ibadah hati yg memiliki kedudukan agung dan mulia di dlm agama bahkan mencakup seluruh jenis ibadah. Takut adl salah satu dari rukun ibadah dan merupakan syarat iman. Ibnul Qayyim rahimahullah dlm kitab beliau Ighatsatul Lahfan berkata: “Termasuk dari tipu daya musuh Allah adl menakut-nakuti orang beriman dari bala tentara dan wali-wali mereka agar orang-orang beriman tidak memerangi mereka menyeru mereka kepada kemungkaran dan mencegah memberitahukan kepada kitamereka dari kebajikan. Allah subhanahu wa ta’ala bahwa yg demikian ini adl tipu daya setan dan merupakan ketakutan yg mereka tanamkan. Allah subhanahu wa ta’ala telah melarang kita utk takut kepada setan tersebut sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Sesungguh mereka itu tdk lain adl setan dgn kawan-kawan yg menakut-nakuti kamu krn itu janganlah kamu takut kepada mereka tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar beriman.”
Tatkala iman seorang hamba kuat mk akan hilang rasa takut terhadap wali-wali setan. Dan tatkala melemah iman akan menjadi kuat ketakutan tersebut. mk ayat ini menunjukkan bahwa keikhlasan utk memiliki rasa takut kepada Allah termasuk syarat iman.
Disamping memiliki kedudukan yg sangat tinggi di dlm agama ‘takut’ juga merupakan salah satu dari perintah-perintah Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana di dlm firman-Nya:
“Sesungguh mereka itu tdk lain adl setan dgn kawan-kawan yg menakut-nakuti krn itu janganlah kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kepada-Ku jika kalian benar-benar orang yg beriman.”
“Maka janganlah kalian takut kepada manusia dan takutlah kalian kepada-Ku.” .
Dari kedua ayat di atas dan ayat-ayat yg lain maka sungguh sangat jelas bahwa takut itu termasuk dari ibadah bahkan ibadah yg paling mulia. Dan Allah tdk akan memerintahkan melainkan utk suatu kemuliaan.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dlm kitab beliau Fathul Majid mengatakan: “Takut berkedudukan tinggi dan mulia di dlm agama dan termasuk jenis ibadah yg banyak cakupan yg wajib hanya diberikan kepada Allah subhanahu wa ta’ala.”
TANDA-TANDA TAKUT KEPADA ALLAH TA’ALAA
1. Pada lisannya.
Seseorang yang takut kepada Allah mempunyai kekhawatiran atau ketakutan sekiranya lisannya mengucapkan perkataan yang mendatangkan murka Allah. Sehingga dia menjaganya dari perkataan dusta, ghibah (bergosip) dan perkataan yang berlebih-lebihan dan tidak bermanfaat. Bahkan selalu berusaha agar lisannya senantiasa basah dan sibuk dengan berdzikir kepada Allah, dengan bacaan Al Qur’an, dan mudzakarah ilmu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Barangsiapa yang dapat menjaga (menjamin) untukku mulut dan kemaluannya, aku akan memberi jaminan kepadanya syurga”.(HR. Al Bukhari).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: “Tanda sempurnanya Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu (perkataan) yang tidak berguna”. (HR. At Tirmidzi).
Kemudian dalam riwayat lain disebutkan, artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berbicara yang baik, atau (kalau tidak bisa) maka agar ia diam”.(HR. Al Bukhari dan Muslim).
Begitulah, sesungguhnya seseorang itu akan memetik hasil ucapan lisannya, maka hendaklah seorang mukmin itu takut dan benar-benar menjaga lisannya.
2. Pada perutnya
Orang mukmin yang baik tidak akan memasuk kan makanan ke dalam perutnya kecuali dari yang halal, dan memakannya hanya terbatas pada kebutuhannya saja.
Firman Allah Ta’ala: “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian lain diantara kamu dengan jalan yang batil”.(Al Baqarah: 188).
Ibnu Abbas menjelaskan, memakan dengan cara batil ini ada dua jalan yaitu;
Pertama dengan cara zhalim seperti merampas, menipu, mencuri, dll. Kedua dengan jalan permainan seperti berjudi, taruhan dan lainnya.
Harta yang diperoleh dengan cara haram selamanya tidak akan menjadi baik dan suci sekalipun diinfaqkan di jalan Allah. Sufyan Ats-Tsauri menjelaskan: “Barangsiapa menginfaqkan harta haram (di jalan Allah) adalah seperti seseorang mencuci pakaiannya dengan air kencing, dan dosa itu tidak bisa dihapus kecuali dengan cara yang baik”.
Bahkan dijelaskan dalam riwayat yang shahih bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan, setiap jasad (daging) yang tumbuh dari harta haram maka neraka lebih pantas untuknya.
Jadi, itulah urgensi memperhatikan jalan mencari harta. Sudahkah kita takut kepada Allah dengan menjaga agar jangan sampai perut kita dimasuki harta yang diharamkan Allah ?
3. Pada tangannya
Orang mukmin yang takut kepada Allah akan menjaga tangannya agar jangan sampai dijulurkan kepada hal-hal yang diharamkan Allah seperti: (sengaja) menyentuh wanita yang bukan muhrim,berbuat zhalim, aniaya. Dan tidak bermain dengan alat-alat permainan syetan seperti alat perjudian.
Orang mukmin selalu menggunakan tangannya untuk melakukan ketaatan, seperti bershadaqah, menolong orang lain (dengan tangannya) karena dia takut di akhirat nanti tangannya akan berbicara di hadapan Allah tentang apa yang pernah dilakukan-nya, sedangkan anggota badannya yang lain menjadi saksi atasnya.
Sebagaimana firman Allah Ta’ala: Artinya: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”.(Yasin: 65).
Bahkan salah seorang ulama salaf berkata,”Sekiranya kulit saya ditempeli bara api yang panas,maka itu lebih aku sukai daripada saya harus menyentuh perempuan yang bukan muhrim”.
Itulah gambaran orang mukmin sejati yang takut kepada Allah di dalam menggunakan tangannya. Maka bagaimanakah dengan kita?
4. Pada penglihatannya
Penglihatan merupakan nikmat Allah Ta’ala yang amat besar, maka musuh Allah yaitu syetan tidak senang kalau nikmat ini digunakan sesuai kehendak-Nya. Orang yang takut kepada Allah selalu menjaga pandangannya dan merasa takut apabila memandang sesuatu yang diharamkan Allah, tidak memandang dunia dengan pandangan yang rakus namun me-mandangnya hanya untuk ibrah (pelajaran) semata.
Pandangan merupakan panah api yang dilepaskan oleh iblis dari busurnya, maka berbahagialah bagi siapa saja yang mampu menahannya.
Allah berfirman: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman,”Hendaklah mereka menahan pandangan-nya, dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.(An Nur: 30).
Jika kita teliti banyaknya kemaksiatan dan kemungkaran yang merajalela, seperti; perzinaan dan pemerkosaan, salah satu penyebabnya adalah ketidak mampuan seseorang menahan pandangannya. Sebab, sekali seseorang memandang, lebih dari sepuluh kali hati membayangkan. Maka, sudahkah kita menjadi orang yang takut kepada Allah dengan menahan pandangan kepada sesuatu yang diharamkanNya?
5. Pada pendengarannya
Ini perlu kita renungi bersama, sehingga seorang mukmin akan selalu menjaga pendengarannya untuk tidak mendengarkan sesuatu yang diharamkan Allah, seperti nyanyian yang mengundang birahi beserta irama musiknya, dll.
Firman Allah Ta’ala: Artinya: “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai tanggung jawabnya”. (Al Israa’: 36).
Dan seorang mukmin akan menggunakan pendengarannya untuk hal-hal yang bermanfaat.
6. Pada kakinya
Seseorang yang takut kepada Allah akan melangkahkan kakinya ke arah ketaatan, seperti mendatangi shalat jama’ah, majlis ta’lim dan majlis dzikir. Dan takut untuk melangkahkan kakinya ke tempat-tempat maksiat serta menyesal bila terlanjur melakukannya karena ingat bahwa di hari kiamat kelak kaki akan berbicara di hadapan Allah, ke mana saja kaki melangkah, sedang bumi yang dipijaknya akan menjadi saksi.
Firman Allah Ta’ala: Artinya: “Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan”. (Yaasin: 12).
Asbabun nuzul ayat ini adalah : bahwa seorang dari Bani Salamah yang tinggal di pinggir Madinah (jauh dari masjid) merencanakan untuk pindah ke dekat masjid, maka turunlah ayat ini yang kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa bekas langkah (telapak) menuju masjid dicatat oleh Allah sebagai amal shaleh.
Semua bekas langkah kaki akan dicatat oleh Allah ke mana dilangkahkan, dan tidak ada yang tertinggal karena bumi yang diinjaknya akan mengabarkan kepada Allah tentang apa, kapan, dan di mana seseorang melakukan suatu perbuatan. Jika baik maka baiklah balasannya, tetapi jika buruk maka buruk pula balasannya. Ini semua tidak lepas dari kaki yang dilangkahkan, maka ke manakah kaki kita banyak dilangkahkan ?
7. Pada hatinya
Seorang mukmin akan selalu menjaga hatinya dengan selalu berzikir dan istighfar supaya hatinya tetap bersih, dan menjaganya dari racun-racun hati.
Seorang mukmin akan takut jika dalam hatinya muncul sifat jahat seperti buruk sangka, permusuhan, kebencian, hasad dan lain sebagainya kepada mukmin yang lain. Karena itu semua telah dilarang Allah dan RasulNya dalam rangka menjaga kesucian hati. Hati adalah penentu, apabila ia baik maka akan baik seluruh anggota tubuh, tetapi apabila ia jelek maka akan jeleklah semuanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda“Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila ia jelek maka jeleklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”.(HR. Riwayat Al Bukhari dan Muslim).
Maka pernahkah kita merasa takut bila hati kita menjadi gelap?
Bahkan kita selalu merasa bahwa hati kita sama sekali tidak ada kejelekannya?
Naudzubillah.
MACAM-MACAM TAKUT
Para ulama telah membagi jenis takut menjadi beberapa bagian di antara mereka ada yg membagi lima, empat dan ada yg membagi menjadi tiga yaitu:
1. Takut ibadah yaitu takut yg diiringi dgn penghinaan diri pengagungan dan ketundukan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
2. Takut syirik yaitu memberikan takut ibadah kepada selain Allah. Barang siapa yg memberikan kepada selain Allah mk dia telah melakukan kesyirikan yg besar seperti takut kepada orang mati takut kepada dukun-dukun takut kepada wali-wali yg dianggap bisa memberikan manfaat dan mudharat dsb. Perbuatan ini akan mengekalkan pelaku di dlm neraka mengeluarkan dari Islam dan menghalalkan darah dan hartanya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Janganlah kalian takut kepada manusia dan takutlah kalian kepada-Ku.”
3. Ketiga takut tabiat yaitu takut kepada hal-hal yg bisa membahayakan jiwa seseorang seperti takut kepada musuh binatang buas api dan sebagainya. Takutjenis ini dibolehkan selama tdk melampaui batas.
UJIAN MENUJU PEMERINTAHAN BERSIH
Semestinya kita menyikapi berbagai persoalan bangsa dengan penuh rasa takut kepada Allah SWT, karena apa yang sekarang ini sedang terjadi tidak terlepas dari sumbangsih kita sebagai bagian dari bangsa ini. Lantas apakah kita telah kehilangan rasa takut kepada Rabb kita.
Negeri ini tengah memasuki era baru dalam pemerintahan. Untuk pertama kalinya rakyat memilih langsung pemerintahnya. Bukan lagi wakil rakyat yang tidak representatif; wakil rakyat yang banyak berbuat yang bertentangan dengan keinginan rakyat yang diwakilinya.
Kini orang yang terpilih akan diuji integritasnya. Apa yang akan dilakukan untuk Indonesia kita yang tengah terengah-engah dan sekarat ini. Apakah akan membiarkan tetap sekarat dengan tindihan utang sebanyak 135 milyar dollar : satu juta dua ratus lima belas trilyun rupiah, yang kalau dibebankan kepada 200 juta penduduk Indonesia berarti tiap orang menanggung enam milyar tujuh puluh lima juta rupiah? Atau akan berusaha keras melunasi utang-utang itu agar rakyat Indonesia "tidak sengsara dimalam hari dan tidak terhina di siang hari?" (Hadits). Disamping itu 40 juta orang penganggur mendesak untuk mendapatkan pekerjaan. Pemerintah baru di era baru ini akan diperhadapkan kepada satu kondisi dimana harus selalu self control untuk mengingat-ingat kembali "janji yang telah kuucapkan diahdapanmu wahai rakyat". Dan melakukan secara terus menerus correction for possible deviations. Karena budaya penyelewengan di negeri ini telah mengalir bersama darah bangsa ini.
Ibarat sebatang pohon akarnya telah terhunjam dalam ke petala bumi. Pertanyaan berikut, "Masih adakah rasa takut dalam jiwa kita. Kalau ada, apa yang kita takuti?.
Mahkamah pengadilan sejarah yang tidak mengenal ampun, kalau kita menyakiti hati rakyat, berjoged diatas penderitaannya? Itu sangat penting. Namun yang jauh lebih penting lagi kita takut terhadap pengadilan Qodhi Robbun Jalil –yang berujung dengan penyiksaan yang sangat pedih bila kita tergolong perusak, pendurhaka".
Bila seorang memiliki rasa takut didalam menjalankan mesin pemerintahan atau aktivitas apa saja; menegakkan supremasi hukum, terutama hukum Ilahi; membangun villa keadilan dan menata taman kesejahteraan, sehingga senyum rakyat yang sudah cukup lama tidak pernah nampak kembali tersungging, maka dapat dipastikan akan membuahkan hasil, yakni namanya akan tertulis dengan huruf timbul menggunakan tinta emas dalam lembaran sejarah yang akan dikenang sepanjang masa. Bukan nama yang busuk dan tercabik-cabik oleh torehan sejarah akibat sikap dan perbuatannya yang lupa daratan ketika berkuasa padahal belum jauh dari pantai. [Manshur Salbu. Dikutip dari Rubrik "Hikmah" MajalahHidayatullah/www.hidayatullah.com]
Rasa takut kepada Allah SWT yang tertanam dalam diri setiap hamba adalah benih dari perjalanan sebuah proses keimanan, dimana pokok-pokok ibadah telah dijalankan dengan baik dan sempurna. Ada tiga pokok ibadah yang tidak boleh lepas apalagi ditinggalkan oleh manusia dalam pengabdiannya kepada Sang khalik. Hati selalu berzikir, lidah menyampaikan nasihat dan kebenaran dan tubuh sebagai pelaksana dari amal-amal shalih untuk mencapai keridhaan dan menghadirkan cinta-Nya.
Umar bin Khattab pernah jatuh pingsan karena takut kepada Allah ketika mendengar bacaan suatu ayat al-Quran. Pada suatu hari dia mengambil sebatang jerami kemudian berkata, “Aduhai, alangkah baiknya jika aku menjadi jerami dan tidak menjadi sesuatu yang disebut. Aduhai, alangkah baiknya jika dulu ibuku tidak melahirkanku.” Dia menangis terisak-isak sehingga air mata membasahi pipinya. Itulah yang menyebabkan ada garis bekas tetesan air mata pada wajah khalifah kedua tersebut.
Kita pun berharap semoga suatu saat nanti wajah-wajah pemimpin dan para wakil rakyat yang akan muncul adalah mereka yang lebih besar memiliki rasa takut kepada Allah. Negara besar dengan penduduk mayoritas Muslim ini jauh lebih dikenal dengan kehancuran moral dan akhlaknya, dibanding ketakwaan umatnya. Mereka yang saat ini sedang duduk dalam kepemimpinan masih jauh dari proses akhir sebuah keimanan yakni lebih mendahulukan Allah dan Rasul-Nya untuk kemudian mengangkat dan mensejahterakan umat sebagai bagian dari ikrar ketakwaan.
Nabi saw bersabda, “Allah SWT berfirman, “Pada hamba-Ku tidak berkumpul dua ketakutan dan dua rasa aman. Barang siapa yang takut kepada-Ku di dunia, Aku akan berikan keamanan kepadanya di akhirat. Sebaliknya, barangsiapa yang merasa aman kepada-Ku di dunia, Aku akan memberikan rasa takut kepadanya pada hari kiamat.” Tentang hal tersebut pun Allah SWT telah berfirman, “Karena itu, janganlah kamu takut kepada mereka, melainkan takut kepada-Ku, jika kamu benar-benar beriman,” (QS. Ali Imron:175)
Semestinya kita menyikapi berbagai persoalan bangsa dengan penuh rasa takut kepada Allah SWT, karena apa yang sekarang ini sedang terjadi tidak terlepas dari sumbangsih kita sebagai bagian dari bangsa ini. Lantas apakah kita telah kehilangan rasa takut kepada Rabb kita, dengan melakukan kesalahan berulang, menggantungkan harapan kepada orang-orang yang telah banyak menguras hasil negeri ini untuk kepentingan perut mereka semata?
Alangkah indahnya apabila bangsa ini dipimpin dan diwakili oleh mereka yang lebih sering menangis karena takutnya kepada Sang Pencipta, merendahkan kepala bersujud di sepertiga malam demi mengharapkan ampunan-Nya. Bukankah Nabi saw bersabda, “Tidak masuk Neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu kembali pada payudara,” (HR. Tirmidzi).
Inilah bukti nyata ketaatan, dan tidak hanya dalam bentuk slogan atau pun retorika saja. Kita harus menyadari bahwa kualitas akhlak lebih utama, dibanding kita harus mengorbankan waktu panjang dalam perjalanan bangsa hanya untuk memberikan kesempatan bagi orang-orang tidak bermoral namun terbungkus oleh kebaikan palsu. Rasa takut kita kepada Allah SWT sudah seharusnya membuat kita cerdas dalam bertindak, bahwa apabila Allah tidak memberikan keridhaannya mengapa kita harus menggantungkan harapan kepada sekelompok atau segelintir orang yang tidak bermoral dan sama sekali tidak memiliki rasa takut terhadap Yang Maha Besar.
Wallahu a’lam bishowab
Alhamdulillahirobbil’alamin
MAROJI’ :
1. Al-Qur’an dan Al-Hadits
2. Kutipan dari:Tazkiyah an-Nafs (Konsep penyucian jiwa menurut para Salaf). Penulis:Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ibnu Rajab al-Hambali, Imam Ghazali Penerbit:Pustaka arafah Solo
3. http://www.hidayatullah.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7399&Itemid=90
4. http://kawansejati.ee.itb.ac.id/cinta-dan-takut-pada-allah-kunci-segala-kebaikan-1
5. http://abu0mushlih.wordpress.com/2009/01/05/menangis-karena-takut-kepada-allah/
6. http://tausyiah275.blogsome.com/2006/10/21/tanda-tanda-takut-kepada-allah/
7. http://www.oaseqalbu.net/modules.php?name=News&file=article&sid=778
8. http://blog.re.or.id/takutlah-kepada-allah.htm
9. Dikutip dari Rubrik "Hikmah", penulis Manshur Salbu, Majalah Hidayatullah/ www.hidayatullah.com
10. Al-Qaulul Mufid Syarah Kitabut Tauhid Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin
11. Fathul Majid Syarah Kitabut Tauhid Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan
Jumat, 06 Agustus 2010
Senin, 19 Juli 2010
MUNAS 2 PKS "Ustad. Hilmi"
Di tengah kesibukannya menggelar Munas II, Ketua Dewan Syuro PKS Ustadz Hilmi Aminuddin, yang akrab disapa Ustadz Hilmi, menyempatkan diri berbincang-bincang dengan wartawan selama kurang lebih satu jam.
Dalam-bincang yang penuh persahabatan itu, Ustadz Hilmi mengaku baru pertama kali berlama-lama dialog dengan wartawan. Karuan saja diskusi ringan hingga yang berat pun dijawabnya dengan renyah.
Mulai dari isu PKS menjadi partai inklusif, kehadiran kader non muslim, bahkan isu kecurigaan sejumlah jenderal soal PKS, isu asas tunggal, Pancasila hingga syariat Islam pun dipaparnya. Termasuk isu aktual soal kasus video porno 'Ariel-Luna Maya-Cut Tari, tak luput dari pengamatannya.
Untuk lebih jelasnya saya menurunkan lengkap wawancara langka ini via facebook. Berikut petikannya:
APA SAJA YANG DILAKUKAN PKS DALAM MUNAS II INI?
Pada dasarnya PKS tengah melakukan rekonsiliasi dan koordinasi yang intensif terhadap mesin partai, tepatnya 5.000 lebih kader inti dari daerah, desa dan kecamatan-kecamatan di seluruh Indonesia plus 17 utusan PKS di luar negeri, hadir di Munas II PKS ini.
Rekonsiliasi dan koordinasi ini diharapkan berdampak pada membesarnya dukungan suara untuk PKS. Kita ingin melakukan ekspansi lebih luas lewat rekonsiliasi dan koordinasi umat ini. Tentu saja semua dinisbahkan untuk memberikan sumbangan positif bagi bangsa dan negara tercinta ini.
Intinya lewat Munas II ini PKS tengah merancang kebijakan yang komprehensif untuk kebajikan umat manusia di bumi pertiwi ini.
Lewat rekonsiliasi dan koordinasi ini kami ingin menargetkan dukungan suara PKS dari ranking keempat hingga masuk ketiga besar. Entah ranking satu, dua atau tiga.
Itulah mimpi yang kami rangkai dan rencanakan lewat Munas II ini. Prestasi yang kami raih sekarang ini adalah hasil mimpi kami 10 tahun lalu.
Kami tidak sekadar mimpí ingin menjadi besar, tapi yang lebih penting dari itu semua adalah bisa berkontribusi positif bagi bangsa dan tànah air ini. Doakan saja mimpi ini akan terealisasi.
MENGAPA MIMPI ITU DIREALISASIKAN DENGAN MENGUBAH MINDSET DARI PARTAI KADER ATAU PARTAI DAKWAH MENJADI PARTAI TERBUKA? DARI PARTAI ESKSKLUSIF JADI PARTAI INKLUSIF?
Untuk kami masalah inklusivitas ini bukan taktis bahkan bukan pula strategis. Tapi muncul dari konsekuensi keimanan kita selama in, yakni sebagai ummatan wasathan, umat moderat, umat pertengahan.
Konsekuensinya, PKS memang harus menerima pluralitas, Allah sengaja menciptakan keberagaman agar kita bisa saling menghormati dan menghargai. Cuma kita menginginkan bahwa keberagaman itu mendorong dinamika di masyarakat. Justru kalo seragam masyarakat akan statis. Jadi pluralitas itu sudah sunnatullah dan inklusivitas menjadi suatu keharusan bagi PKS.
Kenapa harus terbuka, karena memang Islam agama terbuka, agama yang inklusif. PKS sebagai partai Islam harus melaksanakan rahmatan lil alamin, hasil upaya dan perjuangan kader PKS harus bisa dinikmati oleh semua golongan, muslim dan non muslim.
Kalau sebelumnya PKS dianggap eksklusif itu memang benar, karena saat itu PKS tengah membangun identitas diri, dan dari identitas diri itu muncullah integritas sehingga kita dihormati. Karena sulit bagi kita berinteraksi dengan orang yang tak punya identitas, apalagi tak punya integritas integritas.
Setelah identitas dan integritas diri kita miliki dengan solid, PKS mencanangkan diri sebagai partai terbuka, kita dapat bergaul dengan dunia luar. Dalam Munas ini PKS mengundang Dubes AS, Dubes Jerman dan Dubes Australia, mereka semua hadir dam menghormati PKS.
PKS sudah membuat MoU dengan partai-partai di Australia dan China, ini bukti bahwa PKS sudah menjadi partai inklusif. Jadi PKS tak hanya ingin berinteraksi dengan partai dan tokoh di Indonesia saja, tapi juga dengan dunia internasional. Kita punya sumber daya manusia yang memadai untuk hal tersebut.
Itu semua menunjukkan bahwa PKS tengah meningkatkan identitas diri dari partai eksklusif menjadi lebih inklusif.
MENGAPA PKS MENGGUNAKAN HOTEL RITZ CARLTON SEBAGAI AJANG MUNAS II PADAHAL KITA TAHU HOTEL INI ADALAH SIMBOL AS DAN AS SAHABAT ISRAEL, SEMENTARA PKS KITA JUGA TAHU SANGAT PRO PALESTINA?
Ciri ke-Islaman itu adalah rahmatan lil alamin, universal, memayungi. Islam tidak dating untuk memberangus kemanusiaan, apalagi yang akan diberangus itu adalah komponen umat Islam itu sendiri.
PKS memandang persoalan Palestina adalah persoalan umat manusia, masalah HAM. Apalagi konstitusi kita mengecam penjajahan di atas dunia, bahkan dunia juga mengakui bahwa Palestina saat ini tengah dijajah Israel.
Kalau mau jujur, Negara-negara Barat justru lebih maju ingin mendobrak blockade oleh Israel, sebagaimana 40 negara yang tergabung dalam kapal perdamaian Mavi Marmara. Sedangkan beberapa negara Tumur Jauh seperti Indonesia, Malaysia, ikut berupaya dalam mendobrak blockade ekonomi tersebut, sementara negeri-negeri Arab justru kalah gigih memperjuangkan Palestina.
Jadi soal Palestina sudah menjadi konsumsi masyarakat internasional, bahwa kita urun rembug di dalamnya, selain sebagai rasa keprihatinan sesama manusia juga sesama umat Islam.
Soal posisi AS, PKS ingin melihat AS sebagai sebuah bangsa, bukan sebuah rezim. Kita berhubungan dengan bangsa AS dan tidak ingin terjebak dengan rezim yang sedang berkuasa. Artinya AS sebagai bangsa adalah kumpulan manusia yang harus dihormati, tetap AS sebagai rezim bisa saja baik dan bisa juga tidak baik. Karena itu kualitas hubungan ini jauh lebih bermutu dan jauh lebih tulus, kalau rezimnya anti HAM ya kita tidak ingin bersahabat dengan rezim yang berkuasa tersebut. Tapi bukan berarti tidak ada interaksi, dengan berinteraksi kita bisa mengkritik, mengevaluasi dan member saran dan masukan.
Ini adalah bagian dari sikap inklusivitas PKS.
BAGAIMANA MEYAKINKAN KADER SOAL INI?
Kader PKS adalah kader yang terbina, PKS seperti universitas terbuka, terus menerus melakukan kaderisasi. Struktur terkecil di PKS bukan Depera, tapi unit-unit pembinaan kader yang terdiri dari 5-12 anggota yang rutin bertemu minimal tiap pecan. Mereka melakukan kajian, musyawarah, mendengar pengumuman, dan bahkan berolah raga. Jadi kader PKS adalah kader yang sangat rasional dan tahu arah dari kebijakan partai.
MENGAPA PKS MENGUNDANG KADER NON MUSLIM? APAKAH INI AGENDA ISLAMISASI INDONESIA?
Kita mempunyai stelsel kaderisasi yang terbagi dalam delapan level kaderisasi, dua level kaderisasi yang bisa menampung siapa saja, di sana akan terjadi sebuah proses pembinaan.
Mengapa kita memberi ruang itu? Karena memang di daerah-daerah yang mayoritas non muslim ada yang datang ke DPP ingin membentuk kepengurusan PKS, pencalonan dari PKS, dan terjadi dibanyak DPD di Kawasan Timur Indonesia. Ini kita sahkan, ke depan banyak calon kader non muslim di KTI juga ingin bergabung dan kita tidak akan menolak. Ini menjadi relevan dengan misi PKS sebagai partai terbuka.
Dalam pembinaan kader di PKS kita membentuk semacam rizalul Islam (tokoh Islam), rizalud dakwah (tokoh dakwah), rizalul ummah (tokoh masyarakat), rizalud daulah (negarawan), dan tokoh lainnya. Jadi dalam kaderisasi partai itu ada proses pembinaan.
Tapi harus digarisbawahi, dalam kaderisasi PKS tidak mengharuskan yang non muslim masuk Islam. Karena itu ada konteks kehidupan berbangsa, bernegara, berinteraksi, berkontribusi buat bangsa dan negara.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sering member bantuan baik ke masjid maupun gereja. Jadi kita sebagai partai sudah mengantisipasi ke sana, kalau tidak begitu kita tidak akan pernah menjadi negarawan.
Mukernas PKS di Bali 2008 kita sudah mendeklarasikan sebagai partai terbuka. Tapi sejak didirikan PKS sudah ada interaksi dengan orang-orang Tionghoa yang tergabung dalam Inti, Ikatan Tionghoa Indonesia. Di dalamnya ada yang beragama Hindu, Budha, Kristen, Katholik dan lainya. Mereka sahabat kita sejak masih menjadi PK, karena masyarakat memang menunggu aktivitas yang benar-benar bermanfaat buat semua.
Bukan awal-awal yang kita kedepankan Islamnya, kita bisa bersahabat dalam bingkai kemanusiaan, kebangsaan, maupun keumatan.
MENGAPA PKS TIDAK MENCALONKAN KADER SEBAGAI PEMIMPIN NEGARA INI KE DEPAN?
Bagi PKS pemimpin itu konteksnya ada dua, pemimpin formal dan pemimpin informal. Pimpinan formal itu mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota hingga ke RT RW. Sementara pemimpin non formal adalah pemimpin organisasi, partai, dan lembaga non pemerintahan lainnya.
Kaderisasi di PKS adalah kaderisasi yang ingin mencetak leader dalam arti yang luas, tak terfokus pada lembaga kepresidenan saja. Itu memang salah satu, mungkin pada waktunya akan sampai ke sana.
BAGAIMANA MEKANISME NON MUSLIM YANG INGIN MASUK PKS?
Kita perlakukan sama dengan yang muslim, mereka harus mengisi formulir dan mengikuti pengkaderan. Silakan dating ke unit-unit Depera untuk mengikuti Training Orientasi Partai. Setelah itu kontrak komitmen sebagai kader partai.
BAGAIMANA DENGAN ARIEL PETERPAN JIKA INGIN BERGABUNG KE PKS, APAKAH BISA DITERIMA?
Kita ini partai dakwah, kalaui integritas pribadinya masuk sebagai bagian dari komponen dakwah silakan. Apakah masuk kategori itu. Siapapun pada prinsipnya akan diberlakukan sama. Siapapun bisa, yang penting ada komitmen untuk membina diri untuk lebih baik lagi.
Coba aja daftar, ka nada persyaratan yang harus dipenuhi, kalau belum terpenuhi yang perbaiki diri agar bisa terpenuhi.
PKS SEJAK AWAL MENGKLAIM SEBAGAI PARTAI BERSIH, BAGAIMANA KOMITMEN PKS DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI?
Saya garis bawahi partai bersih, bersih disini dalam perspektif manusia, bukan malaikat, apalagi jin. Sebagai manusia wajar jika ada kesalahan, karena ada mekanisme untuk memperbaiki diri.
Mekanisme besarnya ada proses amar makruf nahi mungkar, yakni menganjurkan perbuatan baik dan melarang perbuatan yang mungkar.
Amar makruf, bagi PKS adalah mengkonsolidasilkan potensi positif umat untuk memobilisasi sebesar mungkin kebaikan. Jika potensi positif dominan, maka potensi negatif jadi marjinal. Potensi positif jika tidak dibina maka yang dominan adalah potensi negatif.
Sementara nahyi mungkar adalah, upaya mempersempit ruang gerak potensi negative dari manusia. Menghilangkan tak bisa, tapi mempersempit bisa.
Jadi komitmen PKS soal pemberantasan korupsi tak diragukan lagi, karena amar makruf nahyi mungkar sudah berjalan secara harian, sudah built in. Ada nggak ada KPK, PKS sudah anti korupsi. Bagi PKS amar makruf nahyi munkar sudah built in, baik bagi kader PKS maupun simpatisan, apalagi pengurus.
KOK PEMILIHAN PRESIDEN PKS ADEM AYEM?
Di PKS tidak ada yang namanya balapan mengejar jabatan. Tapi yang adal adalah lebih kepada pembagian peran. Jadi di PKS tidak ada hura-hura mengejar jabatan, jauh lebih efektif itu adalah bagaimana mendistribusikan peran kepada setiap kader secara efektif dan efisien.
BAGAIMANA KOMITMEN PKS DALAM BERKOALISI DENGAN SBY?
Kami sudah menegaskan koalisi PKS-SBY adalah koalisi permanen. Hanya saja permanen disini dibatasi oleh UU, sesuai aturan UU bahwa seorang berhak memerintah sebagai Presiden itu dua periode atau 10 tahun. Itu bukan hal baru, tapi sudah sejak awal koalisi kita tegaskan.
PUASKAH PKS BERKOALISI DENGAN SBY?
Menurut saya kalau kita ingin berkoalisi tidak boleh didasarkan pada subyektivitas, tapi harus melihat lebih jauh apa manfaatnya bagi bangsa ini. Kita juga tidak boleh mengukur dari puas atau tidak puasnya hubungan itu, tapi seberapa besar manfaat itu dapat dirasakan oleh bangsa dan negara ini.
Sampai sekarang ini Alhamdulillah masih ada manfatnya dan cukup besar manfaat itu buat bangsa dan negara
Terasuk peran strategis PKS di Satgas, semua didasarkan pada MoU koalisi diawal. Poin-poin dari koalisi itu sangat jelas, Alhamdulillah semua berjalan sangat produktif dan member manfaat bagi bangsa ini.
Adapun perselisihan yang ada di dalam Satgas, prinsipnya PKS tidak ingin terjebak dalam manuver politik, provokasi dan aksi tidak bersahabat lainnya, sehingga hingga detik ini PKS masih setia dalam koalisi. Dalam koalisi ini semua sangat teratur dan terukur dengan jelas, sehingga sulit untuk digoyahkan.
BAGAIMANA PENDAPAT USTADZ SOAL DANA ASPIRASI DPR?
Istilahnya belum nampak, manuver di DPR sudah begitu marak, tapi belum jelas substansinya. Kalau substansinya bermanfaat untuk rakyat, kita akan dukung.
Kita juga lihat respon publik, mungkin momentum dan istilah yang digunakan masih debatable. Pemahaman publik adalah, tiap anggota dewan dapat jatah Rp15 miliar, kalau sudah dapat stempel publik jelek, kita tinggalkan aja deh.
Pembahasaan dan pelaksanaan belum jelas, tapi yang difahami sekarang jatah anggota dewan dikasih ke konstituen. Kalau itu ditolak PKS.
Lalu belakangan muncul istilah Program Percepatan Otonomi Daerah, melalui alur apa, kalau lewat individu anggota DPR sendiri-sendiri kita tidak setuju. Karena khawatir tak sampai ke rakyat, tapi kalau lewat alur-alur anggaran yang teratur dan mudah dikontrol mungkin kita dukung.
Biasanya kalau ada hal-hal yang sangat strategis, Pak SBY ngajak bicara, soal ini Pak SBY nggak ada ngajak bicara. Kalau serius biasanya ngajak ngomong, ini baru manuver individu-individu partai saja.
BAGAIMANA SIKAP PKS TERHADAP PENEGAKKAN SYARIAT ISLAM?
Saya pernah ditanya soal yang sama oleh sejumlah Jenderal yang mewakili keluarga besar TNI, tepatnya Pepabri, soal ini, yakni pasca Mukernas PKS di Bali. Pada saat Jenderal Sutrisno sedang sakit menyempatkan mengundang saya untuk makan malam, sebelumnya Pimpinan Pepabri Syaiful Sulun juga menanyakan hal yang sama, saya khusus diundang dan disaksikan Pangdam Jaya.
Pertanyaan mereka, bagaimana PKS akan menerapkan syariat Islam? Jawaban saya, tak mungkin kita sebagai umat Islam tak menegakkan syariat Islam. Shalat harus pakai syariah, shaum, zakat, haji, hingga mati pun harus pakai syariah. Kita tidak bisa menyerahkan zakat tanpa menggunakan syariah. Nikah juga harus pakai syariah, kalau nggak pakai syariah kan nggak sah nikah kita.
Jadi, bertetangga pakai syariah, haji pakai syariah, bahkan mohon maaf silaturahmi kita ini juga adalah bagian dari syariah. Saya bilang, Bapak-Bapak Jenderal juga melaksanakan syariat itu kan? Iya jawabnya. Jadi tidak mungkin kita disuruh untuk melepaskan syariat dalam hidup kita.
Pada dasarnya syariat itu dibagi dua, bagian terbesar atau bahkan sampai 98% dari syariat Islam itu tidak tergantung oleh negara dan tidak membutuhkan UU. Mau shalat, haji, zakat, umroh boleh saja tanpa ada UU nya, itu bisa kita kerjakan kapanpun dan oleh siapapun tanpa melihat ada atau tidaknya UU. Syariat seperti ini berlaku bagi individual, keluarga dan masyarakat dan tak perlu ada UU. Dan untuk melaksanakannya tidak perlu negara, negara mau melaksanakannya boleh-boleh saja. Yayasan boleh, partai boleh, ormas juga boleh, entitas apapun boleh, dan tidak harus negara.
Sementara sisanya 2% dinamakan hudud, atau hukum, itulah yang suka ditakuti seperti qishos, rajam, potong tangan, hukum qital, cuma sedikit. Nah ini pelaksananya harus negara dan didukung oleh UU, tidak boleh individual, ormas, partai, yayasan, atau entitas lain melaksanakannya. Untuk yang ini harus negara yang melaksanakannya.
Karena harus negara yang melaksanakan, berarti harus ada UU, karena harus ada UU, berarti harus ada kesepakatan publik. Kalau publik tidak sepakat ya sudah, kita tidak boleh melaksanakan, gugur kewajiban kita melaksanakannya. Masa PKS mau menyelenggarakan sendiri potong tangan, rajam dan sebagainya, nggak bisa itu.
Ketika saya jelaskan seperti itu, para jenderal itu sepakat dan merasa jelas dengan uraian saya. Saya bertemu tiga kali, di Bali, di hotel Syahid dan di Jakarta, setelah itu di rumah Pak Try Sutrisno.
Yang menarik pernyataan Pak Syaiful Sulun, Ketua Fraksi TNI terakhir, mengatakan, dulu kami sebelum Mukernas PKS di Bali, kami keluarga besar TNI merasa tidak serumah dengan PKS. Setelah di Bali dan mendengar langsung penjelasan-penjelas an soal syariah, kami benar-benar merasa serumah dengan PKS. Setalah dialog terakhir itu, kami tak hanya merasa serumah, bahkan merasa sekamar dengan PKS, itu kata Pak Syaiful Sulun.
LANTAS BAGIMANA PANDANGAN USTADZ SOAL PANCASILA?
Saya ingat benar yang bertanya waktu itu Jenderal Kiki Syachnakri, Ustadz bagaimana sikap PKS soal Pancasila? Saya bilang begini, pertanyaan Bapak ini dilatarbelakangi oleh Orde Baru, dimasa itu yang ditolak sebenarnya bukan Pancasilanya, bahkan non muslim pun menolak, yakni masalah tafsir tunggal soal Pancasila. Apalagi BP7 itu tafsirnya kejawen, kan gak boleh ada yang menafsirkan kesundaan, kejawen kek, tidak boleh seperti itu.
Biar saja Pancasila sebagai ideologi terbuka menjadi kesepakatan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Biarkan orang Islam menafsirkan Pancasila menurut versi Islam, biar orang Kristen, Hindu, Katolik sesuai tafsirnya sendiri-sendiri, biarkan PKS menafsirkan sendiri.
Tidak boleh ada penafsiran tunggal daerah tertentu atau agama tertentu, ini semacam common platform, rujukan bersama. Jadi yang ditentang waktu itu adalah soal tafsir tunggal Pancasila, dan Alhamdulillah sudah dihapus. Jadi Pancasila sekarang milik bersama, dulu Pancasila ada semacam dominasi suatu kelompok untuk menafsirkannya secara nasional. Sekarang sudah tidak ada lagi penafsiran sempit seperti itu. Ini penting, sehingga kerangka kebersamaan itu bisa ditopang oleh Pancasila.
Kalau ada tafsir tunggal lagi soal Pancasila dikemudian hari, saya jamin bakal ribut, pasti ribut. Wah para Jenderal itu mengacungkan jempol, benar Ustadz.
TAPI TETAP ADA KECURIGAAN BAHWA TUJUAN AKHIR PKS ADALAH PENEGAKKAN SYARIAT ISLAM? DAULAH ISLAMIYAH?
Saya tidak bicara tujuan akhir, tujuan awal PKS itu memegang syariat Islam untuk urusan sehari-hari. Jadi tak ada tujuan awal tujuan akhir, hari-hari PKS itu dengan syariat sebagaimana saya uraikan sejak awal tadi.
NEGARA ISLAM?
Itu terlalu diterjemahkan masalah politik, termasuk pertanyaan mengapa PKS tidak mau bicara soal Piagam Jakarta. Karena bagi PKS Piagam Jakarta sudah politis, PKS jauh lebih tertarik bicara Piagam Madinah, Rasulullah bisa bekerja sama dengan Yahudi, Nasrani. Piagam Madinah jauh lebih universal dan lebih berhasil.
Jadi kita bicara syariah untuk urusan yang substansial saja, kita shalat, shaum, zakat, haji, dan seterusnya.
Dalam-bincang yang penuh persahabatan itu, Ustadz Hilmi mengaku baru pertama kali berlama-lama dialog dengan wartawan. Karuan saja diskusi ringan hingga yang berat pun dijawabnya dengan renyah.
Mulai dari isu PKS menjadi partai inklusif, kehadiran kader non muslim, bahkan isu kecurigaan sejumlah jenderal soal PKS, isu asas tunggal, Pancasila hingga syariat Islam pun dipaparnya. Termasuk isu aktual soal kasus video porno 'Ariel-Luna Maya-Cut Tari, tak luput dari pengamatannya.
Untuk lebih jelasnya saya menurunkan lengkap wawancara langka ini via facebook. Berikut petikannya:
APA SAJA YANG DILAKUKAN PKS DALAM MUNAS II INI?
Pada dasarnya PKS tengah melakukan rekonsiliasi dan koordinasi yang intensif terhadap mesin partai, tepatnya 5.000 lebih kader inti dari daerah, desa dan kecamatan-kecamatan di seluruh Indonesia plus 17 utusan PKS di luar negeri, hadir di Munas II PKS ini.
Rekonsiliasi dan koordinasi ini diharapkan berdampak pada membesarnya dukungan suara untuk PKS. Kita ingin melakukan ekspansi lebih luas lewat rekonsiliasi dan koordinasi umat ini. Tentu saja semua dinisbahkan untuk memberikan sumbangan positif bagi bangsa dan negara tercinta ini.
Intinya lewat Munas II ini PKS tengah merancang kebijakan yang komprehensif untuk kebajikan umat manusia di bumi pertiwi ini.
Lewat rekonsiliasi dan koordinasi ini kami ingin menargetkan dukungan suara PKS dari ranking keempat hingga masuk ketiga besar. Entah ranking satu, dua atau tiga.
Itulah mimpi yang kami rangkai dan rencanakan lewat Munas II ini. Prestasi yang kami raih sekarang ini adalah hasil mimpi kami 10 tahun lalu.
Kami tidak sekadar mimpí ingin menjadi besar, tapi yang lebih penting dari itu semua adalah bisa berkontribusi positif bagi bangsa dan tànah air ini. Doakan saja mimpi ini akan terealisasi.
MENGAPA MIMPI ITU DIREALISASIKAN DENGAN MENGUBAH MINDSET DARI PARTAI KADER ATAU PARTAI DAKWAH MENJADI PARTAI TERBUKA? DARI PARTAI ESKSKLUSIF JADI PARTAI INKLUSIF?
Untuk kami masalah inklusivitas ini bukan taktis bahkan bukan pula strategis. Tapi muncul dari konsekuensi keimanan kita selama in, yakni sebagai ummatan wasathan, umat moderat, umat pertengahan.
Konsekuensinya, PKS memang harus menerima pluralitas, Allah sengaja menciptakan keberagaman agar kita bisa saling menghormati dan menghargai. Cuma kita menginginkan bahwa keberagaman itu mendorong dinamika di masyarakat. Justru kalo seragam masyarakat akan statis. Jadi pluralitas itu sudah sunnatullah dan inklusivitas menjadi suatu keharusan bagi PKS.
Kenapa harus terbuka, karena memang Islam agama terbuka, agama yang inklusif. PKS sebagai partai Islam harus melaksanakan rahmatan lil alamin, hasil upaya dan perjuangan kader PKS harus bisa dinikmati oleh semua golongan, muslim dan non muslim.
Kalau sebelumnya PKS dianggap eksklusif itu memang benar, karena saat itu PKS tengah membangun identitas diri, dan dari identitas diri itu muncullah integritas sehingga kita dihormati. Karena sulit bagi kita berinteraksi dengan orang yang tak punya identitas, apalagi tak punya integritas integritas.
Setelah identitas dan integritas diri kita miliki dengan solid, PKS mencanangkan diri sebagai partai terbuka, kita dapat bergaul dengan dunia luar. Dalam Munas ini PKS mengundang Dubes AS, Dubes Jerman dan Dubes Australia, mereka semua hadir dam menghormati PKS.
PKS sudah membuat MoU dengan partai-partai di Australia dan China, ini bukti bahwa PKS sudah menjadi partai inklusif. Jadi PKS tak hanya ingin berinteraksi dengan partai dan tokoh di Indonesia saja, tapi juga dengan dunia internasional. Kita punya sumber daya manusia yang memadai untuk hal tersebut.
Itu semua menunjukkan bahwa PKS tengah meningkatkan identitas diri dari partai eksklusif menjadi lebih inklusif.
MENGAPA PKS MENGGUNAKAN HOTEL RITZ CARLTON SEBAGAI AJANG MUNAS II PADAHAL KITA TAHU HOTEL INI ADALAH SIMBOL AS DAN AS SAHABAT ISRAEL, SEMENTARA PKS KITA JUGA TAHU SANGAT PRO PALESTINA?
Ciri ke-Islaman itu adalah rahmatan lil alamin, universal, memayungi. Islam tidak dating untuk memberangus kemanusiaan, apalagi yang akan diberangus itu adalah komponen umat Islam itu sendiri.
PKS memandang persoalan Palestina adalah persoalan umat manusia, masalah HAM. Apalagi konstitusi kita mengecam penjajahan di atas dunia, bahkan dunia juga mengakui bahwa Palestina saat ini tengah dijajah Israel.
Kalau mau jujur, Negara-negara Barat justru lebih maju ingin mendobrak blockade oleh Israel, sebagaimana 40 negara yang tergabung dalam kapal perdamaian Mavi Marmara. Sedangkan beberapa negara Tumur Jauh seperti Indonesia, Malaysia, ikut berupaya dalam mendobrak blockade ekonomi tersebut, sementara negeri-negeri Arab justru kalah gigih memperjuangkan Palestina.
Jadi soal Palestina sudah menjadi konsumsi masyarakat internasional, bahwa kita urun rembug di dalamnya, selain sebagai rasa keprihatinan sesama manusia juga sesama umat Islam.
Soal posisi AS, PKS ingin melihat AS sebagai sebuah bangsa, bukan sebuah rezim. Kita berhubungan dengan bangsa AS dan tidak ingin terjebak dengan rezim yang sedang berkuasa. Artinya AS sebagai bangsa adalah kumpulan manusia yang harus dihormati, tetap AS sebagai rezim bisa saja baik dan bisa juga tidak baik. Karena itu kualitas hubungan ini jauh lebih bermutu dan jauh lebih tulus, kalau rezimnya anti HAM ya kita tidak ingin bersahabat dengan rezim yang berkuasa tersebut. Tapi bukan berarti tidak ada interaksi, dengan berinteraksi kita bisa mengkritik, mengevaluasi dan member saran dan masukan.
Ini adalah bagian dari sikap inklusivitas PKS.
BAGAIMANA MEYAKINKAN KADER SOAL INI?
Kader PKS adalah kader yang terbina, PKS seperti universitas terbuka, terus menerus melakukan kaderisasi. Struktur terkecil di PKS bukan Depera, tapi unit-unit pembinaan kader yang terdiri dari 5-12 anggota yang rutin bertemu minimal tiap pecan. Mereka melakukan kajian, musyawarah, mendengar pengumuman, dan bahkan berolah raga. Jadi kader PKS adalah kader yang sangat rasional dan tahu arah dari kebijakan partai.
MENGAPA PKS MENGUNDANG KADER NON MUSLIM? APAKAH INI AGENDA ISLAMISASI INDONESIA?
Kita mempunyai stelsel kaderisasi yang terbagi dalam delapan level kaderisasi, dua level kaderisasi yang bisa menampung siapa saja, di sana akan terjadi sebuah proses pembinaan.
Mengapa kita memberi ruang itu? Karena memang di daerah-daerah yang mayoritas non muslim ada yang datang ke DPP ingin membentuk kepengurusan PKS, pencalonan dari PKS, dan terjadi dibanyak DPD di Kawasan Timur Indonesia. Ini kita sahkan, ke depan banyak calon kader non muslim di KTI juga ingin bergabung dan kita tidak akan menolak. Ini menjadi relevan dengan misi PKS sebagai partai terbuka.
Dalam pembinaan kader di PKS kita membentuk semacam rizalul Islam (tokoh Islam), rizalud dakwah (tokoh dakwah), rizalul ummah (tokoh masyarakat), rizalud daulah (negarawan), dan tokoh lainnya. Jadi dalam kaderisasi partai itu ada proses pembinaan.
Tapi harus digarisbawahi, dalam kaderisasi PKS tidak mengharuskan yang non muslim masuk Islam. Karena itu ada konteks kehidupan berbangsa, bernegara, berinteraksi, berkontribusi buat bangsa dan negara.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan sering member bantuan baik ke masjid maupun gereja. Jadi kita sebagai partai sudah mengantisipasi ke sana, kalau tidak begitu kita tidak akan pernah menjadi negarawan.
Mukernas PKS di Bali 2008 kita sudah mendeklarasikan sebagai partai terbuka. Tapi sejak didirikan PKS sudah ada interaksi dengan orang-orang Tionghoa yang tergabung dalam Inti, Ikatan Tionghoa Indonesia. Di dalamnya ada yang beragama Hindu, Budha, Kristen, Katholik dan lainya. Mereka sahabat kita sejak masih menjadi PK, karena masyarakat memang menunggu aktivitas yang benar-benar bermanfaat buat semua.
Bukan awal-awal yang kita kedepankan Islamnya, kita bisa bersahabat dalam bingkai kemanusiaan, kebangsaan, maupun keumatan.
MENGAPA PKS TIDAK MENCALONKAN KADER SEBAGAI PEMIMPIN NEGARA INI KE DEPAN?
Bagi PKS pemimpin itu konteksnya ada dua, pemimpin formal dan pemimpin informal. Pimpinan formal itu mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota hingga ke RT RW. Sementara pemimpin non formal adalah pemimpin organisasi, partai, dan lembaga non pemerintahan lainnya.
Kaderisasi di PKS adalah kaderisasi yang ingin mencetak leader dalam arti yang luas, tak terfokus pada lembaga kepresidenan saja. Itu memang salah satu, mungkin pada waktunya akan sampai ke sana.
BAGAIMANA MEKANISME NON MUSLIM YANG INGIN MASUK PKS?
Kita perlakukan sama dengan yang muslim, mereka harus mengisi formulir dan mengikuti pengkaderan. Silakan dating ke unit-unit Depera untuk mengikuti Training Orientasi Partai. Setelah itu kontrak komitmen sebagai kader partai.
BAGAIMANA DENGAN ARIEL PETERPAN JIKA INGIN BERGABUNG KE PKS, APAKAH BISA DITERIMA?
Kita ini partai dakwah, kalaui integritas pribadinya masuk sebagai bagian dari komponen dakwah silakan. Apakah masuk kategori itu. Siapapun pada prinsipnya akan diberlakukan sama. Siapapun bisa, yang penting ada komitmen untuk membina diri untuk lebih baik lagi.
Coba aja daftar, ka nada persyaratan yang harus dipenuhi, kalau belum terpenuhi yang perbaiki diri agar bisa terpenuhi.
PKS SEJAK AWAL MENGKLAIM SEBAGAI PARTAI BERSIH, BAGAIMANA KOMITMEN PKS DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI?
Saya garis bawahi partai bersih, bersih disini dalam perspektif manusia, bukan malaikat, apalagi jin. Sebagai manusia wajar jika ada kesalahan, karena ada mekanisme untuk memperbaiki diri.
Mekanisme besarnya ada proses amar makruf nahi mungkar, yakni menganjurkan perbuatan baik dan melarang perbuatan yang mungkar.
Amar makruf, bagi PKS adalah mengkonsolidasilkan potensi positif umat untuk memobilisasi sebesar mungkin kebaikan. Jika potensi positif dominan, maka potensi negatif jadi marjinal. Potensi positif jika tidak dibina maka yang dominan adalah potensi negatif.
Sementara nahyi mungkar adalah, upaya mempersempit ruang gerak potensi negative dari manusia. Menghilangkan tak bisa, tapi mempersempit bisa.
Jadi komitmen PKS soal pemberantasan korupsi tak diragukan lagi, karena amar makruf nahyi mungkar sudah berjalan secara harian, sudah built in. Ada nggak ada KPK, PKS sudah anti korupsi. Bagi PKS amar makruf nahyi munkar sudah built in, baik bagi kader PKS maupun simpatisan, apalagi pengurus.
KOK PEMILIHAN PRESIDEN PKS ADEM AYEM?
Di PKS tidak ada yang namanya balapan mengejar jabatan. Tapi yang adal adalah lebih kepada pembagian peran. Jadi di PKS tidak ada hura-hura mengejar jabatan, jauh lebih efektif itu adalah bagaimana mendistribusikan peran kepada setiap kader secara efektif dan efisien.
BAGAIMANA KOMITMEN PKS DALAM BERKOALISI DENGAN SBY?
Kami sudah menegaskan koalisi PKS-SBY adalah koalisi permanen. Hanya saja permanen disini dibatasi oleh UU, sesuai aturan UU bahwa seorang berhak memerintah sebagai Presiden itu dua periode atau 10 tahun. Itu bukan hal baru, tapi sudah sejak awal koalisi kita tegaskan.
PUASKAH PKS BERKOALISI DENGAN SBY?
Menurut saya kalau kita ingin berkoalisi tidak boleh didasarkan pada subyektivitas, tapi harus melihat lebih jauh apa manfaatnya bagi bangsa ini. Kita juga tidak boleh mengukur dari puas atau tidak puasnya hubungan itu, tapi seberapa besar manfaat itu dapat dirasakan oleh bangsa dan negara ini.
Sampai sekarang ini Alhamdulillah masih ada manfatnya dan cukup besar manfaat itu buat bangsa dan negara
Terasuk peran strategis PKS di Satgas, semua didasarkan pada MoU koalisi diawal. Poin-poin dari koalisi itu sangat jelas, Alhamdulillah semua berjalan sangat produktif dan member manfaat bagi bangsa ini.
Adapun perselisihan yang ada di dalam Satgas, prinsipnya PKS tidak ingin terjebak dalam manuver politik, provokasi dan aksi tidak bersahabat lainnya, sehingga hingga detik ini PKS masih setia dalam koalisi. Dalam koalisi ini semua sangat teratur dan terukur dengan jelas, sehingga sulit untuk digoyahkan.
BAGAIMANA PENDAPAT USTADZ SOAL DANA ASPIRASI DPR?
Istilahnya belum nampak, manuver di DPR sudah begitu marak, tapi belum jelas substansinya. Kalau substansinya bermanfaat untuk rakyat, kita akan dukung.
Kita juga lihat respon publik, mungkin momentum dan istilah yang digunakan masih debatable. Pemahaman publik adalah, tiap anggota dewan dapat jatah Rp15 miliar, kalau sudah dapat stempel publik jelek, kita tinggalkan aja deh.
Pembahasaan dan pelaksanaan belum jelas, tapi yang difahami sekarang jatah anggota dewan dikasih ke konstituen. Kalau itu ditolak PKS.
Lalu belakangan muncul istilah Program Percepatan Otonomi Daerah, melalui alur apa, kalau lewat individu anggota DPR sendiri-sendiri kita tidak setuju. Karena khawatir tak sampai ke rakyat, tapi kalau lewat alur-alur anggaran yang teratur dan mudah dikontrol mungkin kita dukung.
Biasanya kalau ada hal-hal yang sangat strategis, Pak SBY ngajak bicara, soal ini Pak SBY nggak ada ngajak bicara. Kalau serius biasanya ngajak ngomong, ini baru manuver individu-individu partai saja.
BAGAIMANA SIKAP PKS TERHADAP PENEGAKKAN SYARIAT ISLAM?
Saya pernah ditanya soal yang sama oleh sejumlah Jenderal yang mewakili keluarga besar TNI, tepatnya Pepabri, soal ini, yakni pasca Mukernas PKS di Bali. Pada saat Jenderal Sutrisno sedang sakit menyempatkan mengundang saya untuk makan malam, sebelumnya Pimpinan Pepabri Syaiful Sulun juga menanyakan hal yang sama, saya khusus diundang dan disaksikan Pangdam Jaya.
Pertanyaan mereka, bagaimana PKS akan menerapkan syariat Islam? Jawaban saya, tak mungkin kita sebagai umat Islam tak menegakkan syariat Islam. Shalat harus pakai syariah, shaum, zakat, haji, hingga mati pun harus pakai syariah. Kita tidak bisa menyerahkan zakat tanpa menggunakan syariah. Nikah juga harus pakai syariah, kalau nggak pakai syariah kan nggak sah nikah kita.
Jadi, bertetangga pakai syariah, haji pakai syariah, bahkan mohon maaf silaturahmi kita ini juga adalah bagian dari syariah. Saya bilang, Bapak-Bapak Jenderal juga melaksanakan syariat itu kan? Iya jawabnya. Jadi tidak mungkin kita disuruh untuk melepaskan syariat dalam hidup kita.
Pada dasarnya syariat itu dibagi dua, bagian terbesar atau bahkan sampai 98% dari syariat Islam itu tidak tergantung oleh negara dan tidak membutuhkan UU. Mau shalat, haji, zakat, umroh boleh saja tanpa ada UU nya, itu bisa kita kerjakan kapanpun dan oleh siapapun tanpa melihat ada atau tidaknya UU. Syariat seperti ini berlaku bagi individual, keluarga dan masyarakat dan tak perlu ada UU. Dan untuk melaksanakannya tidak perlu negara, negara mau melaksanakannya boleh-boleh saja. Yayasan boleh, partai boleh, ormas juga boleh, entitas apapun boleh, dan tidak harus negara.
Sementara sisanya 2% dinamakan hudud, atau hukum, itulah yang suka ditakuti seperti qishos, rajam, potong tangan, hukum qital, cuma sedikit. Nah ini pelaksananya harus negara dan didukung oleh UU, tidak boleh individual, ormas, partai, yayasan, atau entitas lain melaksanakannya. Untuk yang ini harus negara yang melaksanakannya.
Karena harus negara yang melaksanakan, berarti harus ada UU, karena harus ada UU, berarti harus ada kesepakatan publik. Kalau publik tidak sepakat ya sudah, kita tidak boleh melaksanakan, gugur kewajiban kita melaksanakannya. Masa PKS mau menyelenggarakan sendiri potong tangan, rajam dan sebagainya, nggak bisa itu.
Ketika saya jelaskan seperti itu, para jenderal itu sepakat dan merasa jelas dengan uraian saya. Saya bertemu tiga kali, di Bali, di hotel Syahid dan di Jakarta, setelah itu di rumah Pak Try Sutrisno.
Yang menarik pernyataan Pak Syaiful Sulun, Ketua Fraksi TNI terakhir, mengatakan, dulu kami sebelum Mukernas PKS di Bali, kami keluarga besar TNI merasa tidak serumah dengan PKS. Setelah di Bali dan mendengar langsung penjelasan-penjelas an soal syariah, kami benar-benar merasa serumah dengan PKS. Setalah dialog terakhir itu, kami tak hanya merasa serumah, bahkan merasa sekamar dengan PKS, itu kata Pak Syaiful Sulun.
LANTAS BAGIMANA PANDANGAN USTADZ SOAL PANCASILA?
Saya ingat benar yang bertanya waktu itu Jenderal Kiki Syachnakri, Ustadz bagaimana sikap PKS soal Pancasila? Saya bilang begini, pertanyaan Bapak ini dilatarbelakangi oleh Orde Baru, dimasa itu yang ditolak sebenarnya bukan Pancasilanya, bahkan non muslim pun menolak, yakni masalah tafsir tunggal soal Pancasila. Apalagi BP7 itu tafsirnya kejawen, kan gak boleh ada yang menafsirkan kesundaan, kejawen kek, tidak boleh seperti itu.
Biar saja Pancasila sebagai ideologi terbuka menjadi kesepakatan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Biarkan orang Islam menafsirkan Pancasila menurut versi Islam, biar orang Kristen, Hindu, Katolik sesuai tafsirnya sendiri-sendiri, biarkan PKS menafsirkan sendiri.
Tidak boleh ada penafsiran tunggal daerah tertentu atau agama tertentu, ini semacam common platform, rujukan bersama. Jadi yang ditentang waktu itu adalah soal tafsir tunggal Pancasila, dan Alhamdulillah sudah dihapus. Jadi Pancasila sekarang milik bersama, dulu Pancasila ada semacam dominasi suatu kelompok untuk menafsirkannya secara nasional. Sekarang sudah tidak ada lagi penafsiran sempit seperti itu. Ini penting, sehingga kerangka kebersamaan itu bisa ditopang oleh Pancasila.
Kalau ada tafsir tunggal lagi soal Pancasila dikemudian hari, saya jamin bakal ribut, pasti ribut. Wah para Jenderal itu mengacungkan jempol, benar Ustadz.
TAPI TETAP ADA KECURIGAAN BAHWA TUJUAN AKHIR PKS ADALAH PENEGAKKAN SYARIAT ISLAM? DAULAH ISLAMIYAH?
Saya tidak bicara tujuan akhir, tujuan awal PKS itu memegang syariat Islam untuk urusan sehari-hari. Jadi tak ada tujuan awal tujuan akhir, hari-hari PKS itu dengan syariat sebagaimana saya uraikan sejak awal tadi.
NEGARA ISLAM?
Itu terlalu diterjemahkan masalah politik, termasuk pertanyaan mengapa PKS tidak mau bicara soal Piagam Jakarta. Karena bagi PKS Piagam Jakarta sudah politis, PKS jauh lebih tertarik bicara Piagam Madinah, Rasulullah bisa bekerja sama dengan Yahudi, Nasrani. Piagam Madinah jauh lebih universal dan lebih berhasil.
Jadi kita bicara syariah untuk urusan yang substansial saja, kita shalat, shaum, zakat, haji, dan seterusnya.
Rabu, 10 Maret 2010
Bahagianya merayakan cinta
Bismillahirrohmanirrohim...
BAHAGIANYA MERAYAKAN CINTA
Sebuah Three in One Perayaan Cinta
yang hadir untuk mengasah kepekaan cinta dalam pernikahan,
menghadirkan citarasa barakah, dan melukiskannya dengan warna syurga
Karya : Salim A.Fillah
Bayangkanlah hari ini. Saat kita bediri dengan pakaian terindah, pakaian haruman mewangi, dan riasan sederhana yang anggun. Dibelakang kita, mahligai berukir menaungi kursi berwarna menyala. Tatapan mata hadirin disejukkan wewarna bunga, yang dirangkai dalam tatanan menawan. Satu per satu, dilantuni nasyid Seismic yang romantic dan kilatan blitz kamera, tetamu datang melayani. Mereka tersenyum, mengadu pipi dan membisikkan doa. Dan tentunya Penyelenggaraan walimahan harus sesuai dengan syari’at islam diantaranya :
1. Menghilangkan peran oknum, ritual-ritual, dan perangkat-perangkat yang kesemuanya bernuansa kemusyrikan.
2. Penyajian hiburan yang sesuai syari’at.
3. Tidak boleh menyertakan khamr.
4. Tidak boleh ada unsur tabarruj jahiliah dalam merias mempelai
5. Mempelai selaiknya ikut melayani tamu sehingga tidak perlu ‘dipajang’.
6. Mencegah terjadinya ikhtilath (pencampurbauran tamu laki-laki dan perempuan)
7. Menghindari kemubadziran dalam menghias tempat, dan hal-hal lainnya.
Ada saat menikmati jenak-jenak kebahagiaan, ada saat untuk menatap lurus ke depan. Takcukup berfikir tentang kebahagiaan atau tidaknya kehidupan pernikahan kita. Sungguh tak cukup. Setelah merenung, akan barakahkah pernikahan kita, ada baiknya menetapkan langkah untuk meraihnya. Barakah adalah hadirnya nilai-nilai kebaikan di tiap-tiap kondisi. Barakah adalah semakin terpujinya diri disisi Illahi Robbi. Barakah adalah, ketika tertegak nilai-nilai keshalihan dikala kita berdiri, duduk termenung, atau berbaring meniti mimpi.
Tidak cukup bagi dua orang yang telah menjadi suami istri, kata Syaikh Shalih ibn Ahmad Al-Ghazali menasehati, untuk puas dengan keshalihan yang ada pada masing-masing mereka. Lebih dari itu, wajib juga bagi keduanya untuk berfikir dan berusaha menciptakan generasi yang shalih pula. Kemudian mereka juga turut membantu ummat untuk membuat keshalihan itu jamak di tengah masyarakat.
Jika anda menikah sebagai buah cinta, semoga menikmati bauh cinta tak melupakan kita untiuk menanam kembali bijinya. Hingga ada cinta yang membaru dan bertumbuh dalam ikatan suci. Hingga tanaman kita terus tumbuh, berkembang dan berkembang. Jika kita menikah sebelum cinta hadir, ada ikhtiyar untuk membenihkan cinta. Agar ia juga tumbuh, berkembang dann mekar sebagai bekal menghadap Allah ‘Azza wa Jalla.
“ Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari anfus kalian sendiri, agar kalian menenteram diri kepadanya dan Dia jadikan antara kalian, suami dan istri, mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Ar-Ruum : 21)
Dikatakan, ada pembedaan antara penyebutan sakinah dengan mawaddah dan rahmah di ayat ini. Litaskunnu ilaihaa.., agar kalian menenteram diri kepadanya. Kata ini seolah menunjuk sebuah karunia agung yang menyeketika begitu kita menikah. Segera saat ada istri di sisi, kita merasakan sakinah, menikmati ketentraman, dan berselimut ketenangan. Tentu jika pernikahan dilalui dengan proses yang syar’i, proses yang berorientasi meraih barakah.
Sesudah itu, Allah baru mengatakan, “…waja’ala bainakum mawaddatan wa rahmah…Dan Ia jadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang,” Seolah frase Ia jadikan, merefleksikan proses. Cinta dan kasih sayang itu tidak menyeketika. Tidak otomatis. Ia datang dengan ikhtiyar. Ia datang dengan upaya. Ia datang dengan doa. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya, tetapi banyak manusia kesulitan memahaminya. Padahal disana ada ayat-ayat bagi kaum yang berfikir.
Awalnya adalah komitmen yang kuat terhadap Ad Diin. Orang memiliki komitmen sangat tinggi cenderung lebih mudah mencintai orang dengan komitmen yang sama, meski sebelumnya tidak banyak saling mengenal. Ruh itu seperti tentara, jika komitmennya sama, mereka saling setia. Cinta yang tumbuh karena komitmen lebih mampu membangkitkan kesetiaan dan kasih sayang meski yang bersangkutan ‘tidak tahu’ bahwa itu adalah cinta. Mereka juga mampu menggapai kepuasan seks yang lebih tinggi kendati tidak mencarinya, bahkan mereka lugu tentang seks.
Tetapi seperti iman menumbuhkan jihad, komitmen InsyaAllah menumbuhkan ikhtiyah. Seperti iman berkosekuensi amal, komitmen terwujud dalam upaya. Inilah pacaran kita setelah menikah, sebuah ikhtiyar untuk meniup cinta yang telah berkuncup. Atau juga menyemai benih yang akan menyadarkan kita bahwa dunia ini indah, dunia ini perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.
ADA CINTA DALAM KATA
Tidak seperti perasaan-perasan lain, cinta membutuhkan kata lebih dari apapun. Maka ketika cinta terkembang dalam jiwa, tiba-tiba kita merasakan sebuah dorongan tak terbendung untuk menyatakan dalam kata. Kemudian, ketika rumahtangga mulai beku tanpa cinta, panggilan mesra dapat membangkitkan kehangatan dan cinta.
Boleh jadi anda memang bukan pujangga, tetapi kita harus melatih diri untuk pandai merangkai kata. Cara berpikir maskulin yang mengatakan bahwa kata-kat tidak penting dan yang penting adalah bukti bahwa kita mencintai, hanya tepat dipakai dalam persahabatan di dunia lelaki. Wanita membutuhkan kata. Ia ingin mendengar bahwa anda benar-benar mencintainya.
Tampaknya, terkadang kata-kata ‘gombal’ diperlukan untuk membina sebuah keakraban yang barakah. Betapa penuh pengertiannya risalah islam ini ketika memaklumkan bahwa dusta diijinkan di tiga tempat.
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membolehkan dusta dalam tiga perekara : peperangn, mendamaikan dua orang berselisih, dan pembicaraan suami kepada istrinya.” (HR Ahmad)
Tentunya dustanya bukan dusta untuk menipu dan mengelabui. Bukan karena ingin menghianati, bukan pula untuk menyembunyikan hal yang seharusnya diketahui bersama atau mengada-adakan kebohongan atas sesuat yang tidak perlu. Bukan itu semua. Dustanya adalah dusta yang menguatkan ikatan, menghargai dan memberi motivasi. Dustanya bisa berupa kalimat romantic menyanjung penampilan. Dustanya adalah pujian untuk masakan yang keasinan. Dustanya bisa jadi berwujud ekspresi manja penuh kerinduan atau kata I miss you padahal baru berpisah dua jam yang lalu.
Katakan. Tuliskan. Tuangkan. Senandungkan…..!
ADA CINTA DALAM DANDANAN
Sunnah berdandan, tak lepas dari fitrah kewanitaan yang suka berhias. Ia menatanya untuk kemuliaan hubungan dua insan. Islam menumbuhkannya sebagai penguat ikatan zhahir dan bathin yang mesra antar suami dan bidadarinya. Globalnya, sunah berhs adalah fitrah yang dituntunkan dalam hadits ‘Aiayah ini. Pilihlah ini sebagai sunnah, pilihlah ia sebagai pencari keridhaan Allah, pilihlah ia karena anda adalah bidadari bagi suami….
Dari ‘Aisyah ia berkata, “ sepuluh perkara yang termasukfithrah : menggunting kumis, memelihara dan merawat jenggot, bersiwak, berkumur-kumur, memotong kuku, membasuh lipatan-lipatan anak jari, lipatan-lipatan telinga, mencabut bulu ketiak, ber-istihdaad (mencukur bulu di sekita ‘aurat), ber-istinja’, dan aku lupa yang kesepuluh, mungkin menghisap air kedalam hidung.” (HR Ahmad, Muslim, An Nasa’I da At Tirmidzi)
Bidadari, tak perlu ia memaksakan diri, cukuplah ia mempercantik diri dengan apa-apa yang sudah tersebut dalm sunnah. Lebih dari itu ada kejelitaan pada wajah yang qana’ah dan hati yang ridha. Melanggar larangan Allah dan RasulNya dalam berdandan justru akan mengantarkan ke dalam laknat. Persis seperti yang disebutkan Ibnu Mas’ud ketika menyampaikan hadits berikut secara mauquf :
“Rasulullah melaknati wanita yang membuat tahi lalat, yang menta dibuatkan tahi lalat, permpuan yang menipiskan alis mata dan permpuan yang mengikir giginya supayua baik dan yang mengubah ciptaan Allah”
Juga apa yang di sampaikan ibnu “umar :
“Rasulullah melaknati wanita yang menyambuing rambutnya, yang meminta dismbungkan rambutnya, yang bertatto, fan yang minta ditatto.” (HR Al bukhari, Muslim, Abu Dawud dan At tirmidzi)
Sesungguhnya mereka (para istri) senang jika kalian berhias untuk mereka, sebagaimana kalian senang jika mereka bersolek untuk kalian. (Umar ibn Al Khaththab)
ADA CINTA DALAM PERHATIAN
Ketika seorang suami mengalami kepenatan terutama secara psikis di luar rumah, maka ia akan mendapatkan kegairahan dan semangat baru ketika bertemu denga istrinya di rumah. Sambutan yang hangat disertai senyuman mesra dan pandangan mata yang menampakkan kerinduan, meluluhkan rasa capai dan mungkin juga gumpalan-gumpalan emosi di luar rumah.
Ada saatnya Rasulullah begitu merasakan beratnya beban da’wah yang beliau tanggung. Manusiawi sekali kalau beliau mencurahkan isi hatinya. ‘Aisyah bercerita, bahwa beliau pernah menggenggam erat tangannya lalu berkisah tentang penentangan kaumnya. Menggenggam erat tangan bisa jadi merupakan ekspresi yang mendalam tentang kebutuhan akan sebuah ketenangan bati, sebagaimana kita juga merasakan ketentraman saat kita bersandar ke bahu atau meletakkan kepala di pangkuan.
Jadi? Salinglah mendengar, salinglah menyandar (mungkin saling tempel pipi seperti Rasul dan “Aisyah) dan saling berkisah, tapi jangan pernah memaksakan. Biarkan ia mengekspresikan pengisian ‘energi isi ulang’-nya dari diri kita. Keterbukaan, insyaAllah lebih baik.
Keterbuakaan serta saling pengertian telah dicontohkan ‘Ali dan Fathimah. Perhatikan intonasi ‘Ali kepada Fathimah ini : “Demi Allah, aku selalu menimba air dari sumur hingga dadaku terasa sakit.” Dan mari pula kita perhatikan jawabannya, “Dan aku, Demi Allah…memutar penggiling gandum sampai tanganku melepuh.”
ADA CINTA DALAM PENGERTIAN
Pada suatu hari, datanglah seorang laki-laki ke rumah Khalifh ‘Umar ibn Al Khaththab untuk mengadukan kelakuan istrinya. Beberapa saat lamanya ia menunggu di depan pintu rumah, kemudian ia mendengar suara istri Amirul Mukminin sedang menghamburkan kata-kata kasar kepada suaminya. Tetapi ‘Umar diam dan tidak menyahut.
Lelaki itupun mundur, ‘Umarpun keluar. Laki-laki itu dipanggil dan ditanya “Apa tujuan kedatangnmu?”
‘Ya Amirul Mu’minin,,,”, ucapannya sendu. “Aku datang untuk memberitahukan perihal istriku. Ia sangat cerewet dan suka mengucapkan perkataan kasar kepadaku. Lalu akupun berpikir, kalau istri Amirul Mu’minin begitu, apatah lagi istriku...”
“Adapun aku...”, kata “Umar, “Aku tabah dan sabar menghadapi kenyataan itu karena ia menunaikan kewajiban-kewajiban dengan baik. Dialah yang memasak makananku, dia yang membuatkan roti untukku, dia yang mencuci pakaianku, dia yang menyusui anak-anakku..., padahal itu bukan kewajibannya sepenuhnya.”
“Dan dia juga yang menentramkan hatiku, sehingga aku dapat menjauhkan diri dari perbuatan haram. Karena itulah akua tabah dan sabar mendengarkan apa saja yang dikatakannya mengenai diriku...”
“Saudara...,bersabarlah menghadapi istrimu, kejadian itu hanya sebentar.”
Aku tak layak mengeluh tentangmu. Inilah kesadaran, saling pengertian, qanaah, rihda, syukur, sabar dan harapan untuk dipertemukan kembali dalam kedaan yang lebih baik. Nanti, di syurga, insyaallah..
ADA CINTA DISAAT ISTRI HAIDH
Disaat istri haidh, ia mengalami penurunan kondisi yang sangat dahsyat. Secara fisik, ia kehilangan banyak darah, kadar haemoglobinnya menurun drastis. Ia menjadi lemah, lesu dan mudah capek. Belum lagi pada hari pertama, pengelupasan di dinding rahim sering disertai sakit, nyeri perut dan pinggang, pegal atau bahkan mual yang dahsyat.
Secara emosional dia menjadi sensitif, mudah tersinggung, mudah marah dan sangat perasa. Padahal tidak ada support dari aktivitas ma’nawiyah. Ia tidak bisa shalat, tidak bisa qiyamullail, tidak bisa tilawah, tidak bisa ke masjid. Lengkaplah aneka kondisi yang sangat tidak nyaman pada dirinya. Sangat wajar, kalau anda wahai para suami, sering mendapatinya uring-uringan dan bermarah ria.
Maka bersabarlah, dan bantu dia melewati masa-masa sulit ini. Sediakan susu dan buah-buahan untuknya. Ajak dia berdiskusi, ajak dia jalan-jalan sekedarnya sebagai olahraga, dengarkan keluhan-keluhan hatinya. Saat ini ia sangat memerlukan agar dirinya didengar melebihi saat-saat yang lain. Jangan ragu untuk mencium dan membelainya. Menjalin barakah telah dicontohkan, sungguhpun banyak orang menganggap sesuatu tabu dilakukan. Tapi sunnah tak mengenal rasa malu untuk mengungkap kebenaran, inilah diantaranya :
Dari ‘Aisyah, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa mencium istri-istrinya setelah wudhu, kemudian beliau shalat tanpa mengulangi wudhunya. (HR ‘Aburrazaq)
Dari Hafshah binti ‘Umar, “Sesungguhnya Rasulullah biasa mencium istrinya sekalipun saat puasa.”(HR Ahmad)
Inilah islam, Ia memuliakan kegungan permpuan, menempatkannya di ufuk tinggi setelah berabad dilecehkan peradaban. Tidak sebagaimana Yhudi dan ummat jahiliah yang jijik, menghindar bahkan mengeluarkan istrinya yang sedang haidh dari rumah. Islam senantiasa menumbuhkan kedekatan suami dan istri ini, kapanpun, dimanapun.
ADA CINTA DI BILIK-BILIK RUMAH KITA
a. Ruang tidur
“Rasulullah mempunyai selimut yang dicelup dengan wars dan za’faran (minyak wangi). Beliau gilirkan selimut tersebut pada para istrinya-sesuai malam gilir beliau pada mereka...” (HR Al Khathib)
Lihatlah hingga ke ufuk lain. Di detik-detik terakhir kehidupan Rasulullah, ‘Aisyah menarik tubuh beliau ke pangkuannya. Ia siwaki gigi beliau-hal yang sangat beliau suka-dengan pelan dan hati-hati. Lalu kisah kemesraaan terindah itu mengiring keberangkatan beliau menghadap Allah, menjadi memori tak terlupakan bagi ‘Aisyah.
“Sesungguhnya diantara nikmat Allah yang dilimpahkan padaku, bahwa Rasuulullah meninggal di rumahku, pada hari giliranku, berada dalam rengkuhan dadaku. Dan bahwa Allah menyatukan antara ludahku dan ludah beliau saat wafat...”, demikian ‘Aisyah Humairaa mengenang.
b. Ruang makan
Dari ‘Aisyah ia berkata, “ Ketika sedang haidh, aku minum, kemudian mugnya aku berikan pada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau pun minum pada bagian mugng dimana aku meletakkan bibir. Demikian juga ketika diwaktu haidh aku menggigit sepotong daging, lalu sisa gigitan itu aku berikan pada beliau...Beliau tak segan menggigitnya pada bagian yang tadinya aku gigit.” (HR An Nasa’i)
Ya, kedekatan berpahala diperoleh salah satunya dengan kemesraan dalam makan. Dahsyatnya kisah cinta Rasulullah, beliau tak hanya mengajarkan sepiring berdua, melainkan segigit bersama. Tak hanya semug berdua, tapi juga sebibir bersama. Subhanallah..
c. Kamar mandi
Tumbuhkan cinta di kamar mandi kita. Disana ada busa, disana ada tawa, disana ada goda. Banyak isntrument dan suasana yang akan mendekatkan ikatan hati diantara anda berdua. Insyaallah...Apalagi, jika disediakan bath tube yang nyaman dipakai berdua.
Dari ‘Aisyah ia berkata, “Aku mandi bersama Rasulullah dari satu bejana. Rasululllah mendahuluiku sampai akau berkata, “Tinggalkan untukku, tinggalkan untukku!” Waktu itu, keduanya berjanabat. (HR Muslim)
d. Ruang keluarga
“Adalah Nabi Shallallahu “Alaihi wa Sallam biasa memijit hidung ‘Aisyah jika ia marah. Beliau berkata,”Hai ‘Aisy, bacalah doa : Ya Allah, Rabbnya Muhammad...ampunilah dosa-dosaku, hilangkan kekerasan hatiku dan lindungilah aku dari fitnah yang menyesatkan.” (HR Ibnu Sunni)
“Aisy, aku tahu kalau engkau sedang suka kepadaku..”, Rasul berbisik sutu ketika. “dan aku tahu kapan saatnya engkau sedang marah padaku..”
“Darimana engkau mengetahuinya?”
“Kalau kau sedang suka padaku..”jawab beliau,”Engkau akan berkata dalam sumpahmu,’Laa... Wa Rabbi Muhammad, Tidak..Demi Rabb Muhammad’. Tetapi jika engkau sedang ,marah padaku, engkau akan mengatakan, Laa..Wa Rabbi Ibrahiim..”
“Betul Demi Allah! Betul Ya Rasulullah. Aku tidak meninggalkannmu, hanya akau tidak menyebut namamu.” (HR Muslim)
ADA CINTA DALAM HADIAH
“Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR Abu Dawud)
Jika anda masih berfikir bahwa bunga kurang nilai kemanfaatannyatapi terkadang istri menghajatkannya, maka yang lain bisa menjadi alternatif, parfum, perhiasan, perangkat ibadah, dan segalanya. Berikanlah dengan cinta, atau minimal dengan niat mengikhtiyarkan cinta.
Kita bisa saja memberi tanpa mencinta
Tapi kita tak pernah bisa mencinta tanpa memberi.
ADA CINTA DALAM INGATAN
Rasulullah selalu mengajarkan kepada kita semua bahwa bagimanapun juga, tak ada kata lupa bagi keluarga ketika nikmat Allah datang menghampiri dari arah manapun. Rasulullah saat diundang, beliau tidak akan datang ketika ‘Asyah tidak diundang. Beliau baru akan datang apabila ‘Aisyah juga diundang.
ADA CINTA DI PINTU-PINTU ILMU
Diantaranya yang bisa dilakukan adalah :
a. Saling mengecek hafalan Al-Qur’an dan pelajaran secara mengasyikkan.
b. Menghargai, menggali, dan menumbuhkan potensi suami-istri.
c. Saling bercerita kisah, hikmah dan komitmen bersama dalam rumahtangga.
ADA CINTA DALAM OLAHRAGA
Rasulullah berlomba dengan ‘Aisyah, saling berkejaran dan saling mendahului. Akhirnya ‘Aisyah yang berhasil mengalahkan suami tercinta.
Disaat lain, kisah lomba lari terulang. Mulanya ‘Aisyah keberatan “Bagaimana mungkin aku dapat mendahuluimu Ya Rasulullah, sedangkan kondisiku sekarang ini seperti ini?” Saat itu beliau bertambah gemuk dan tak selincah dulu. “Mari kita lakukan saja..” Sampai akhirnya Rasulullah memenangkan pertandingan.
Kehangatan yang sporty hendaknya menjadi salah satu warna keharmonisan rumahtangga. Jadi anak-anakpun turut merasakan nuansa itu sebagai bagian dari pembentukan kepribadian yag penuh kasih sayang.
ADA CINTA DALAM HIBURAN
Hiburan adalah kebutuhan hati dan jiwa. Pasti ia akan menjadi nilai tersendiri jika ditawarkan dengan tulus oleh kekasih hati belahan jiwa. Tentunya, selalu ada kehati-hatian yang dipesankan ketika memilih hiburan yang akan kita saksikan. Jangan noktah-noktah kesyirikan, kejahiliyahan dan ma’syiat dari tontonan menodai harapan suci untuk melanggengkan ikatan ini. Janganlah keteceburan dalam ma’syiat, ikhtilath dan dosa menghancukan kesucian yag berpayah kita bangun dari semula.
ADA CINTA DALAM KENDARAAN
Mungkin karena sibuknya aktivitas masing-masing, apalagi suami dan istri memiliki kendaraan sendiri, terkadang kita abaikan salah satu cara membina kemesraan ini. Sesekali sempatkan berkendara, berdua saja. Anda pasti tahu bagai membina mana caranya membina kemesraan yana halal, thayyib, dan barakah diatas laju dua roda.
Kali ini kisah bulan madu Rasulullah dan Shafiyah binti Huyai “... kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Madinah, kulihat beliau menggelar mantel diatas punggung unta, lalu beliau meletakkan lutut disana dan Shafiyah meletakkan lututnya diatas lutut beliau.” (HR Al Bukhari, dari Anas)
Cubitlah dengan canda diatas Toyota dan bisa jadi itu awal pembicaraan yang serius yang membutuhkan saling pengertian : “Wahai Shafiyyah, aku minta maaf kepadamu atas perlakuanku kepada kaummu karena mereka telah mengatakan aku begini dan begitu.”
Jadi, selamat berkendara berdua, hati-hati dijalan, patuhi rambu-rambu lalulintas, dan...awas, ups’polisi tidur’!!
ADA CINTA DIPERJALANAN
Mau pergi kemana? Bukan itu h al terpenting terpenting. Bahkan pun jika anda berniat kemping berdua lalau badai mengamuk alam, mendirikan tenda di dalam rumah adalah sesuatu yang mengasyikkan. Berdua membeli es jeruk jalan kaki adalah kenikmatan. Sekadar main ayunan di taman sendiri adalah keagungan. Yang terpemnting bukanlah kemana kau pergi atau apa yang dilakukan. Tetapi dengan siapa kau pergi!
ADA CINTA DALAM KECEMBURUAN
Cemburu itu tanda cinta. Betapa besar cinta ‘Aisyah kepada Rasulullah telah melahirkan begitu banyak kisah kecemburuan yang menghias kitab sirah dan fiqih rumahtangga. Begitu besar rasa cinta para istri beliau, sampai-sampai kecemburuan pernah menggegerkan Madinah karena Rasulullah ditegur langsung oleh Allah melalui wahyu di awal Surat At Tahrim. Ya, kecemburuan selalu ada. Masalahnya bagaimana membuatnya selalu menjadi tanda cinta yang mencerahkan hari-hari kita?
Allah benci pada kecemburuan yang tuduhannya menjadi sebuah keyakinan dalam hati. Sudah tak ada lagi keraguan, apalagi asas praduga tak bersalah. Yang ada adalah vonis, pasti begini dan tentu begitu. Ini yang tidak sehat. Cemburu buta istilahnya. Buta, karena sudah tertanam dalam hati sebuah keyakinan, lalu tak ada motivasi untuk menguji, tak ada semangat untuk memperbaiki hubungan, tak lagi merasa perlu membina komunikasi. Pokoknya sudah yakin tanpa keraguan, tapi inlah keyakinan yang menghancurkan hubungan.
Jadi bagaimanakah cemburu sehat itu? Cemburu sehat, adalah cemburu yang menguatkan dan melanggengkan ikatan. Cemburu yang melahirkan pelajaran-pelajaran mencerdaskan. Cemburu yang membuat insan makin dewasa. Cemburu yang membuat ta’aruf kita kepada isteri makin sempurna. Ia harus menjaga kehati-hatian prasangka, menghindari bisikan-bisikan fasiq yang harus ditabayunni, memberi kepercayaan dan tanggung jawab, juga kesetiaan.
Cintamu Sehangat Ciuman Bidadari adalah saat indah ketika kita mengupayakan cint a. Ijinkan ia menjadi ikhtiyar untuk memaknai aneka kebersamaan yang dipenuhi rasa tegang, kikuk, indah, nikmat dan bahagia. Karena dalam kebahagiaanpun, harus ada makna-makna tergali. Sungguh alangkah banyak kebahagiaan tanpa makna, alangkah banyak keceriaan semu, alangkah banyak keriangan-keriangan fana. Dan alangkah sedikit orang yang mengambil pelajaran.
Sesudah itu, ada waktu untuk bertanya. Sudahkah detik-detik kebahagiaan membuat kita makin bernilai? Sudahkah jenak-jenak tawa membuat kita makin bertaqwa? Sudahkah keceriaan itu membuat wajah kita makin cerah menyinar kebaikan? Sudahkah keriangan itu melahirkan keberkahan? Semua adalah pertanyaan yang perlu kita jawab dengan menunjuk diri. Semua adalah soal yang terarah pada kita, kalau ini semua kebahagiaan, maka dimanakah barakah?”
Ketika waktu berganti mengalirkah hal-hal yang kita sukai, adakah kecipak syukur yang membuncah? Ketika zaman memutar perjalanan, adakah pusaran-pusaran rasa takut pada Allah semakin membesar? Saat musim berganti menawarkan keceriaannya masing-masing, adakah gemuruh iman, adakah pelangi syukur, adakah kilatan-kilatan insyaf, adakah detak-detak taqwa? Atas amanah yang ditanggungkan ke pudak, ats kepercayaan yang dipikiulkan bersama sebuah perjanjian berat, atas miitsaaqan ghaliizhaa...
“Jika seorang hamba menikah, maka menjadi sempurnalah setengah agamanya. Maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah pada setengah yang lainnya” (HR Al Hakim dan Ath Thabrani dari Anas bin Malik. Al Albani meng-hasan-kannya)
Maka alangkah indah belajar mengendarai shabar dibilik-bilik, setelah belajar mengendarai syukur ditaman-taman. Karena Allah sering menguji hamba-hamba yang dicintaiNya, agar terampil mengendarai kedua-duanya.
Astaghfirullahal ‘Adhiim, wa Akhiru Da’wanaa, Anil Hamdu Lillaahi Rabbil ‘Alamiin....
BAHAGIANYA MERAYAKAN CINTA
Sebuah Three in One Perayaan Cinta
yang hadir untuk mengasah kepekaan cinta dalam pernikahan,
menghadirkan citarasa barakah, dan melukiskannya dengan warna syurga
Karya : Salim A.Fillah
Bayangkanlah hari ini. Saat kita bediri dengan pakaian terindah, pakaian haruman mewangi, dan riasan sederhana yang anggun. Dibelakang kita, mahligai berukir menaungi kursi berwarna menyala. Tatapan mata hadirin disejukkan wewarna bunga, yang dirangkai dalam tatanan menawan. Satu per satu, dilantuni nasyid Seismic yang romantic dan kilatan blitz kamera, tetamu datang melayani. Mereka tersenyum, mengadu pipi dan membisikkan doa. Dan tentunya Penyelenggaraan walimahan harus sesuai dengan syari’at islam diantaranya :
1. Menghilangkan peran oknum, ritual-ritual, dan perangkat-perangkat yang kesemuanya bernuansa kemusyrikan.
2. Penyajian hiburan yang sesuai syari’at.
3. Tidak boleh menyertakan khamr.
4. Tidak boleh ada unsur tabarruj jahiliah dalam merias mempelai
5. Mempelai selaiknya ikut melayani tamu sehingga tidak perlu ‘dipajang’.
6. Mencegah terjadinya ikhtilath (pencampurbauran tamu laki-laki dan perempuan)
7. Menghindari kemubadziran dalam menghias tempat, dan hal-hal lainnya.
Ada saat menikmati jenak-jenak kebahagiaan, ada saat untuk menatap lurus ke depan. Takcukup berfikir tentang kebahagiaan atau tidaknya kehidupan pernikahan kita. Sungguh tak cukup. Setelah merenung, akan barakahkah pernikahan kita, ada baiknya menetapkan langkah untuk meraihnya. Barakah adalah hadirnya nilai-nilai kebaikan di tiap-tiap kondisi. Barakah adalah semakin terpujinya diri disisi Illahi Robbi. Barakah adalah, ketika tertegak nilai-nilai keshalihan dikala kita berdiri, duduk termenung, atau berbaring meniti mimpi.
Tidak cukup bagi dua orang yang telah menjadi suami istri, kata Syaikh Shalih ibn Ahmad Al-Ghazali menasehati, untuk puas dengan keshalihan yang ada pada masing-masing mereka. Lebih dari itu, wajib juga bagi keduanya untuk berfikir dan berusaha menciptakan generasi yang shalih pula. Kemudian mereka juga turut membantu ummat untuk membuat keshalihan itu jamak di tengah masyarakat.
Jika anda menikah sebagai buah cinta, semoga menikmati bauh cinta tak melupakan kita untiuk menanam kembali bijinya. Hingga ada cinta yang membaru dan bertumbuh dalam ikatan suci. Hingga tanaman kita terus tumbuh, berkembang dan berkembang. Jika kita menikah sebelum cinta hadir, ada ikhtiyar untuk membenihkan cinta. Agar ia juga tumbuh, berkembang dann mekar sebagai bekal menghadap Allah ‘Azza wa Jalla.
“ Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari anfus kalian sendiri, agar kalian menenteram diri kepadanya dan Dia jadikan antara kalian, suami dan istri, mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Ar-Ruum : 21)
Dikatakan, ada pembedaan antara penyebutan sakinah dengan mawaddah dan rahmah di ayat ini. Litaskunnu ilaihaa.., agar kalian menenteram diri kepadanya. Kata ini seolah menunjuk sebuah karunia agung yang menyeketika begitu kita menikah. Segera saat ada istri di sisi, kita merasakan sakinah, menikmati ketentraman, dan berselimut ketenangan. Tentu jika pernikahan dilalui dengan proses yang syar’i, proses yang berorientasi meraih barakah.
Sesudah itu, Allah baru mengatakan, “…waja’ala bainakum mawaddatan wa rahmah…Dan Ia jadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang,” Seolah frase Ia jadikan, merefleksikan proses. Cinta dan kasih sayang itu tidak menyeketika. Tidak otomatis. Ia datang dengan ikhtiyar. Ia datang dengan upaya. Ia datang dengan doa. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya, tetapi banyak manusia kesulitan memahaminya. Padahal disana ada ayat-ayat bagi kaum yang berfikir.
Awalnya adalah komitmen yang kuat terhadap Ad Diin. Orang memiliki komitmen sangat tinggi cenderung lebih mudah mencintai orang dengan komitmen yang sama, meski sebelumnya tidak banyak saling mengenal. Ruh itu seperti tentara, jika komitmennya sama, mereka saling setia. Cinta yang tumbuh karena komitmen lebih mampu membangkitkan kesetiaan dan kasih sayang meski yang bersangkutan ‘tidak tahu’ bahwa itu adalah cinta. Mereka juga mampu menggapai kepuasan seks yang lebih tinggi kendati tidak mencarinya, bahkan mereka lugu tentang seks.
Tetapi seperti iman menumbuhkan jihad, komitmen InsyaAllah menumbuhkan ikhtiyah. Seperti iman berkosekuensi amal, komitmen terwujud dalam upaya. Inilah pacaran kita setelah menikah, sebuah ikhtiyar untuk meniup cinta yang telah berkuncup. Atau juga menyemai benih yang akan menyadarkan kita bahwa dunia ini indah, dunia ini perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.
ADA CINTA DALAM KATA
Tidak seperti perasaan-perasan lain, cinta membutuhkan kata lebih dari apapun. Maka ketika cinta terkembang dalam jiwa, tiba-tiba kita merasakan sebuah dorongan tak terbendung untuk menyatakan dalam kata. Kemudian, ketika rumahtangga mulai beku tanpa cinta, panggilan mesra dapat membangkitkan kehangatan dan cinta.
Boleh jadi anda memang bukan pujangga, tetapi kita harus melatih diri untuk pandai merangkai kata. Cara berpikir maskulin yang mengatakan bahwa kata-kat tidak penting dan yang penting adalah bukti bahwa kita mencintai, hanya tepat dipakai dalam persahabatan di dunia lelaki. Wanita membutuhkan kata. Ia ingin mendengar bahwa anda benar-benar mencintainya.
Tampaknya, terkadang kata-kata ‘gombal’ diperlukan untuk membina sebuah keakraban yang barakah. Betapa penuh pengertiannya risalah islam ini ketika memaklumkan bahwa dusta diijinkan di tiga tempat.
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membolehkan dusta dalam tiga perekara : peperangn, mendamaikan dua orang berselisih, dan pembicaraan suami kepada istrinya.” (HR Ahmad)
Tentunya dustanya bukan dusta untuk menipu dan mengelabui. Bukan karena ingin menghianati, bukan pula untuk menyembunyikan hal yang seharusnya diketahui bersama atau mengada-adakan kebohongan atas sesuat yang tidak perlu. Bukan itu semua. Dustanya adalah dusta yang menguatkan ikatan, menghargai dan memberi motivasi. Dustanya bisa berupa kalimat romantic menyanjung penampilan. Dustanya adalah pujian untuk masakan yang keasinan. Dustanya bisa jadi berwujud ekspresi manja penuh kerinduan atau kata I miss you padahal baru berpisah dua jam yang lalu.
Katakan. Tuliskan. Tuangkan. Senandungkan…..!
ADA CINTA DALAM DANDANAN
Sunnah berdandan, tak lepas dari fitrah kewanitaan yang suka berhias. Ia menatanya untuk kemuliaan hubungan dua insan. Islam menumbuhkannya sebagai penguat ikatan zhahir dan bathin yang mesra antar suami dan bidadarinya. Globalnya, sunah berhs adalah fitrah yang dituntunkan dalam hadits ‘Aiayah ini. Pilihlah ini sebagai sunnah, pilihlah ia sebagai pencari keridhaan Allah, pilihlah ia karena anda adalah bidadari bagi suami….
Dari ‘Aisyah ia berkata, “ sepuluh perkara yang termasukfithrah : menggunting kumis, memelihara dan merawat jenggot, bersiwak, berkumur-kumur, memotong kuku, membasuh lipatan-lipatan anak jari, lipatan-lipatan telinga, mencabut bulu ketiak, ber-istihdaad (mencukur bulu di sekita ‘aurat), ber-istinja’, dan aku lupa yang kesepuluh, mungkin menghisap air kedalam hidung.” (HR Ahmad, Muslim, An Nasa’I da At Tirmidzi)
Bidadari, tak perlu ia memaksakan diri, cukuplah ia mempercantik diri dengan apa-apa yang sudah tersebut dalm sunnah. Lebih dari itu ada kejelitaan pada wajah yang qana’ah dan hati yang ridha. Melanggar larangan Allah dan RasulNya dalam berdandan justru akan mengantarkan ke dalam laknat. Persis seperti yang disebutkan Ibnu Mas’ud ketika menyampaikan hadits berikut secara mauquf :
“Rasulullah melaknati wanita yang membuat tahi lalat, yang menta dibuatkan tahi lalat, permpuan yang menipiskan alis mata dan permpuan yang mengikir giginya supayua baik dan yang mengubah ciptaan Allah”
Juga apa yang di sampaikan ibnu “umar :
“Rasulullah melaknati wanita yang menyambuing rambutnya, yang meminta dismbungkan rambutnya, yang bertatto, fan yang minta ditatto.” (HR Al bukhari, Muslim, Abu Dawud dan At tirmidzi)
Sesungguhnya mereka (para istri) senang jika kalian berhias untuk mereka, sebagaimana kalian senang jika mereka bersolek untuk kalian. (Umar ibn Al Khaththab)
ADA CINTA DALAM PERHATIAN
Ketika seorang suami mengalami kepenatan terutama secara psikis di luar rumah, maka ia akan mendapatkan kegairahan dan semangat baru ketika bertemu denga istrinya di rumah. Sambutan yang hangat disertai senyuman mesra dan pandangan mata yang menampakkan kerinduan, meluluhkan rasa capai dan mungkin juga gumpalan-gumpalan emosi di luar rumah.
Ada saatnya Rasulullah begitu merasakan beratnya beban da’wah yang beliau tanggung. Manusiawi sekali kalau beliau mencurahkan isi hatinya. ‘Aisyah bercerita, bahwa beliau pernah menggenggam erat tangannya lalu berkisah tentang penentangan kaumnya. Menggenggam erat tangan bisa jadi merupakan ekspresi yang mendalam tentang kebutuhan akan sebuah ketenangan bati, sebagaimana kita juga merasakan ketentraman saat kita bersandar ke bahu atau meletakkan kepala di pangkuan.
Jadi? Salinglah mendengar, salinglah menyandar (mungkin saling tempel pipi seperti Rasul dan “Aisyah) dan saling berkisah, tapi jangan pernah memaksakan. Biarkan ia mengekspresikan pengisian ‘energi isi ulang’-nya dari diri kita. Keterbukaan, insyaAllah lebih baik.
Keterbuakaan serta saling pengertian telah dicontohkan ‘Ali dan Fathimah. Perhatikan intonasi ‘Ali kepada Fathimah ini : “Demi Allah, aku selalu menimba air dari sumur hingga dadaku terasa sakit.” Dan mari pula kita perhatikan jawabannya, “Dan aku, Demi Allah…memutar penggiling gandum sampai tanganku melepuh.”
ADA CINTA DALAM PENGERTIAN
Pada suatu hari, datanglah seorang laki-laki ke rumah Khalifh ‘Umar ibn Al Khaththab untuk mengadukan kelakuan istrinya. Beberapa saat lamanya ia menunggu di depan pintu rumah, kemudian ia mendengar suara istri Amirul Mukminin sedang menghamburkan kata-kata kasar kepada suaminya. Tetapi ‘Umar diam dan tidak menyahut.
Lelaki itupun mundur, ‘Umarpun keluar. Laki-laki itu dipanggil dan ditanya “Apa tujuan kedatangnmu?”
‘Ya Amirul Mu’minin,,,”, ucapannya sendu. “Aku datang untuk memberitahukan perihal istriku. Ia sangat cerewet dan suka mengucapkan perkataan kasar kepadaku. Lalu akupun berpikir, kalau istri Amirul Mu’minin begitu, apatah lagi istriku...”
“Adapun aku...”, kata “Umar, “Aku tabah dan sabar menghadapi kenyataan itu karena ia menunaikan kewajiban-kewajiban dengan baik. Dialah yang memasak makananku, dia yang membuatkan roti untukku, dia yang mencuci pakaianku, dia yang menyusui anak-anakku..., padahal itu bukan kewajibannya sepenuhnya.”
“Dan dia juga yang menentramkan hatiku, sehingga aku dapat menjauhkan diri dari perbuatan haram. Karena itulah akua tabah dan sabar mendengarkan apa saja yang dikatakannya mengenai diriku...”
“Saudara...,bersabarlah menghadapi istrimu, kejadian itu hanya sebentar.”
Aku tak layak mengeluh tentangmu. Inilah kesadaran, saling pengertian, qanaah, rihda, syukur, sabar dan harapan untuk dipertemukan kembali dalam kedaan yang lebih baik. Nanti, di syurga, insyaallah..
ADA CINTA DISAAT ISTRI HAIDH
Disaat istri haidh, ia mengalami penurunan kondisi yang sangat dahsyat. Secara fisik, ia kehilangan banyak darah, kadar haemoglobinnya menurun drastis. Ia menjadi lemah, lesu dan mudah capek. Belum lagi pada hari pertama, pengelupasan di dinding rahim sering disertai sakit, nyeri perut dan pinggang, pegal atau bahkan mual yang dahsyat.
Secara emosional dia menjadi sensitif, mudah tersinggung, mudah marah dan sangat perasa. Padahal tidak ada support dari aktivitas ma’nawiyah. Ia tidak bisa shalat, tidak bisa qiyamullail, tidak bisa tilawah, tidak bisa ke masjid. Lengkaplah aneka kondisi yang sangat tidak nyaman pada dirinya. Sangat wajar, kalau anda wahai para suami, sering mendapatinya uring-uringan dan bermarah ria.
Maka bersabarlah, dan bantu dia melewati masa-masa sulit ini. Sediakan susu dan buah-buahan untuknya. Ajak dia berdiskusi, ajak dia jalan-jalan sekedarnya sebagai olahraga, dengarkan keluhan-keluhan hatinya. Saat ini ia sangat memerlukan agar dirinya didengar melebihi saat-saat yang lain. Jangan ragu untuk mencium dan membelainya. Menjalin barakah telah dicontohkan, sungguhpun banyak orang menganggap sesuatu tabu dilakukan. Tapi sunnah tak mengenal rasa malu untuk mengungkap kebenaran, inilah diantaranya :
Dari ‘Aisyah, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa mencium istri-istrinya setelah wudhu, kemudian beliau shalat tanpa mengulangi wudhunya. (HR ‘Aburrazaq)
Dari Hafshah binti ‘Umar, “Sesungguhnya Rasulullah biasa mencium istrinya sekalipun saat puasa.”(HR Ahmad)
Inilah islam, Ia memuliakan kegungan permpuan, menempatkannya di ufuk tinggi setelah berabad dilecehkan peradaban. Tidak sebagaimana Yhudi dan ummat jahiliah yang jijik, menghindar bahkan mengeluarkan istrinya yang sedang haidh dari rumah. Islam senantiasa menumbuhkan kedekatan suami dan istri ini, kapanpun, dimanapun.
ADA CINTA DI BILIK-BILIK RUMAH KITA
a. Ruang tidur
“Rasulullah mempunyai selimut yang dicelup dengan wars dan za’faran (minyak wangi). Beliau gilirkan selimut tersebut pada para istrinya-sesuai malam gilir beliau pada mereka...” (HR Al Khathib)
Lihatlah hingga ke ufuk lain. Di detik-detik terakhir kehidupan Rasulullah, ‘Aisyah menarik tubuh beliau ke pangkuannya. Ia siwaki gigi beliau-hal yang sangat beliau suka-dengan pelan dan hati-hati. Lalu kisah kemesraaan terindah itu mengiring keberangkatan beliau menghadap Allah, menjadi memori tak terlupakan bagi ‘Aisyah.
“Sesungguhnya diantara nikmat Allah yang dilimpahkan padaku, bahwa Rasuulullah meninggal di rumahku, pada hari giliranku, berada dalam rengkuhan dadaku. Dan bahwa Allah menyatukan antara ludahku dan ludah beliau saat wafat...”, demikian ‘Aisyah Humairaa mengenang.
b. Ruang makan
Dari ‘Aisyah ia berkata, “ Ketika sedang haidh, aku minum, kemudian mugnya aku berikan pada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau pun minum pada bagian mugng dimana aku meletakkan bibir. Demikian juga ketika diwaktu haidh aku menggigit sepotong daging, lalu sisa gigitan itu aku berikan pada beliau...Beliau tak segan menggigitnya pada bagian yang tadinya aku gigit.” (HR An Nasa’i)
Ya, kedekatan berpahala diperoleh salah satunya dengan kemesraan dalam makan. Dahsyatnya kisah cinta Rasulullah, beliau tak hanya mengajarkan sepiring berdua, melainkan segigit bersama. Tak hanya semug berdua, tapi juga sebibir bersama. Subhanallah..
c. Kamar mandi
Tumbuhkan cinta di kamar mandi kita. Disana ada busa, disana ada tawa, disana ada goda. Banyak isntrument dan suasana yang akan mendekatkan ikatan hati diantara anda berdua. Insyaallah...Apalagi, jika disediakan bath tube yang nyaman dipakai berdua.
Dari ‘Aisyah ia berkata, “Aku mandi bersama Rasulullah dari satu bejana. Rasululllah mendahuluiku sampai akau berkata, “Tinggalkan untukku, tinggalkan untukku!” Waktu itu, keduanya berjanabat. (HR Muslim)
d. Ruang keluarga
“Adalah Nabi Shallallahu “Alaihi wa Sallam biasa memijit hidung ‘Aisyah jika ia marah. Beliau berkata,”Hai ‘Aisy, bacalah doa : Ya Allah, Rabbnya Muhammad...ampunilah dosa-dosaku, hilangkan kekerasan hatiku dan lindungilah aku dari fitnah yang menyesatkan.” (HR Ibnu Sunni)
“Aisy, aku tahu kalau engkau sedang suka kepadaku..”, Rasul berbisik sutu ketika. “dan aku tahu kapan saatnya engkau sedang marah padaku..”
“Darimana engkau mengetahuinya?”
“Kalau kau sedang suka padaku..”jawab beliau,”Engkau akan berkata dalam sumpahmu,’Laa... Wa Rabbi Muhammad, Tidak..Demi Rabb Muhammad’. Tetapi jika engkau sedang ,marah padaku, engkau akan mengatakan, Laa..Wa Rabbi Ibrahiim..”
“Betul Demi Allah! Betul Ya Rasulullah. Aku tidak meninggalkannmu, hanya akau tidak menyebut namamu.” (HR Muslim)
ADA CINTA DALAM HADIAH
“Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR Abu Dawud)
Jika anda masih berfikir bahwa bunga kurang nilai kemanfaatannyatapi terkadang istri menghajatkannya, maka yang lain bisa menjadi alternatif, parfum, perhiasan, perangkat ibadah, dan segalanya. Berikanlah dengan cinta, atau minimal dengan niat mengikhtiyarkan cinta.
Kita bisa saja memberi tanpa mencinta
Tapi kita tak pernah bisa mencinta tanpa memberi.
ADA CINTA DALAM INGATAN
Rasulullah selalu mengajarkan kepada kita semua bahwa bagimanapun juga, tak ada kata lupa bagi keluarga ketika nikmat Allah datang menghampiri dari arah manapun. Rasulullah saat diundang, beliau tidak akan datang ketika ‘Asyah tidak diundang. Beliau baru akan datang apabila ‘Aisyah juga diundang.
ADA CINTA DI PINTU-PINTU ILMU
Diantaranya yang bisa dilakukan adalah :
a. Saling mengecek hafalan Al-Qur’an dan pelajaran secara mengasyikkan.
b. Menghargai, menggali, dan menumbuhkan potensi suami-istri.
c. Saling bercerita kisah, hikmah dan komitmen bersama dalam rumahtangga.
ADA CINTA DALAM OLAHRAGA
Rasulullah berlomba dengan ‘Aisyah, saling berkejaran dan saling mendahului. Akhirnya ‘Aisyah yang berhasil mengalahkan suami tercinta.
Disaat lain, kisah lomba lari terulang. Mulanya ‘Aisyah keberatan “Bagaimana mungkin aku dapat mendahuluimu Ya Rasulullah, sedangkan kondisiku sekarang ini seperti ini?” Saat itu beliau bertambah gemuk dan tak selincah dulu. “Mari kita lakukan saja..” Sampai akhirnya Rasulullah memenangkan pertandingan.
Kehangatan yang sporty hendaknya menjadi salah satu warna keharmonisan rumahtangga. Jadi anak-anakpun turut merasakan nuansa itu sebagai bagian dari pembentukan kepribadian yag penuh kasih sayang.
ADA CINTA DALAM HIBURAN
Hiburan adalah kebutuhan hati dan jiwa. Pasti ia akan menjadi nilai tersendiri jika ditawarkan dengan tulus oleh kekasih hati belahan jiwa. Tentunya, selalu ada kehati-hatian yang dipesankan ketika memilih hiburan yang akan kita saksikan. Jangan noktah-noktah kesyirikan, kejahiliyahan dan ma’syiat dari tontonan menodai harapan suci untuk melanggengkan ikatan ini. Janganlah keteceburan dalam ma’syiat, ikhtilath dan dosa menghancukan kesucian yag berpayah kita bangun dari semula.
ADA CINTA DALAM KENDARAAN
Mungkin karena sibuknya aktivitas masing-masing, apalagi suami dan istri memiliki kendaraan sendiri, terkadang kita abaikan salah satu cara membina kemesraan ini. Sesekali sempatkan berkendara, berdua saja. Anda pasti tahu bagai membina mana caranya membina kemesraan yana halal, thayyib, dan barakah diatas laju dua roda.
Kali ini kisah bulan madu Rasulullah dan Shafiyah binti Huyai “... kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Madinah, kulihat beliau menggelar mantel diatas punggung unta, lalu beliau meletakkan lutut disana dan Shafiyah meletakkan lututnya diatas lutut beliau.” (HR Al Bukhari, dari Anas)
Cubitlah dengan canda diatas Toyota dan bisa jadi itu awal pembicaraan yang serius yang membutuhkan saling pengertian : “Wahai Shafiyyah, aku minta maaf kepadamu atas perlakuanku kepada kaummu karena mereka telah mengatakan aku begini dan begitu.”
Jadi, selamat berkendara berdua, hati-hati dijalan, patuhi rambu-rambu lalulintas, dan...awas, ups’polisi tidur’!!
ADA CINTA DIPERJALANAN
Mau pergi kemana? Bukan itu h al terpenting terpenting. Bahkan pun jika anda berniat kemping berdua lalau badai mengamuk alam, mendirikan tenda di dalam rumah adalah sesuatu yang mengasyikkan. Berdua membeli es jeruk jalan kaki adalah kenikmatan. Sekadar main ayunan di taman sendiri adalah keagungan. Yang terpemnting bukanlah kemana kau pergi atau apa yang dilakukan. Tetapi dengan siapa kau pergi!
ADA CINTA DALAM KECEMBURUAN
Cemburu itu tanda cinta. Betapa besar cinta ‘Aisyah kepada Rasulullah telah melahirkan begitu banyak kisah kecemburuan yang menghias kitab sirah dan fiqih rumahtangga. Begitu besar rasa cinta para istri beliau, sampai-sampai kecemburuan pernah menggegerkan Madinah karena Rasulullah ditegur langsung oleh Allah melalui wahyu di awal Surat At Tahrim. Ya, kecemburuan selalu ada. Masalahnya bagaimana membuatnya selalu menjadi tanda cinta yang mencerahkan hari-hari kita?
Allah benci pada kecemburuan yang tuduhannya menjadi sebuah keyakinan dalam hati. Sudah tak ada lagi keraguan, apalagi asas praduga tak bersalah. Yang ada adalah vonis, pasti begini dan tentu begitu. Ini yang tidak sehat. Cemburu buta istilahnya. Buta, karena sudah tertanam dalam hati sebuah keyakinan, lalu tak ada motivasi untuk menguji, tak ada semangat untuk memperbaiki hubungan, tak lagi merasa perlu membina komunikasi. Pokoknya sudah yakin tanpa keraguan, tapi inlah keyakinan yang menghancurkan hubungan.
Jadi bagaimanakah cemburu sehat itu? Cemburu sehat, adalah cemburu yang menguatkan dan melanggengkan ikatan. Cemburu yang melahirkan pelajaran-pelajaran mencerdaskan. Cemburu yang membuat insan makin dewasa. Cemburu yang membuat ta’aruf kita kepada isteri makin sempurna. Ia harus menjaga kehati-hatian prasangka, menghindari bisikan-bisikan fasiq yang harus ditabayunni, memberi kepercayaan dan tanggung jawab, juga kesetiaan.
Cintamu Sehangat Ciuman Bidadari adalah saat indah ketika kita mengupayakan cint a. Ijinkan ia menjadi ikhtiyar untuk memaknai aneka kebersamaan yang dipenuhi rasa tegang, kikuk, indah, nikmat dan bahagia. Karena dalam kebahagiaanpun, harus ada makna-makna tergali. Sungguh alangkah banyak kebahagiaan tanpa makna, alangkah banyak keceriaan semu, alangkah banyak keriangan-keriangan fana. Dan alangkah sedikit orang yang mengambil pelajaran.
Sesudah itu, ada waktu untuk bertanya. Sudahkah detik-detik kebahagiaan membuat kita makin bernilai? Sudahkah jenak-jenak tawa membuat kita makin bertaqwa? Sudahkah keceriaan itu membuat wajah kita makin cerah menyinar kebaikan? Sudahkah keriangan itu melahirkan keberkahan? Semua adalah pertanyaan yang perlu kita jawab dengan menunjuk diri. Semua adalah soal yang terarah pada kita, kalau ini semua kebahagiaan, maka dimanakah barakah?”
Ketika waktu berganti mengalirkah hal-hal yang kita sukai, adakah kecipak syukur yang membuncah? Ketika zaman memutar perjalanan, adakah pusaran-pusaran rasa takut pada Allah semakin membesar? Saat musim berganti menawarkan keceriaannya masing-masing, adakah gemuruh iman, adakah pelangi syukur, adakah kilatan-kilatan insyaf, adakah detak-detak taqwa? Atas amanah yang ditanggungkan ke pudak, ats kepercayaan yang dipikiulkan bersama sebuah perjanjian berat, atas miitsaaqan ghaliizhaa...
“Jika seorang hamba menikah, maka menjadi sempurnalah setengah agamanya. Maka hendaklah ia bertaqwa kepada Allah pada setengah yang lainnya” (HR Al Hakim dan Ath Thabrani dari Anas bin Malik. Al Albani meng-hasan-kannya)
Maka alangkah indah belajar mengendarai shabar dibilik-bilik, setelah belajar mengendarai syukur ditaman-taman. Karena Allah sering menguji hamba-hamba yang dicintaiNya, agar terampil mengendarai kedua-duanya.
Astaghfirullahal ‘Adhiim, wa Akhiru Da’wanaa, Anil Hamdu Lillaahi Rabbil ‘Alamiin....
Rabu, 06 Januari 2010
Ayuc...ayuc....Kajian bareng-bareng..Kapan??
Saudara-saudariqu, ayuc qta ngaji bareng-bareng
Kajian Jelajah hati di Darush sholihat (pogung baru F77, sinduadi, mlati, sleman) tiap kamis ba'da asar dan sabtu ba'da asar ni.......
KRPH(Kajian Rutin Pagi Hari) tiap selasa pagi, kamis pagi dan sabtu pagi star jm06.30 di mardliyah yang letaknya di selatan masjid Sardjito...
Di Maskam UGM ahad pagi dan ahad sore, terus tiap selasa sore habis asar jg, sama jumat sore ade juga.....
Yuc Qta sama-sama bareng-bareng tholabul 'ilmi buat bekel Qta saat bertemu denganNya nanti.....
AYo ayo Qta ringankan langkah Qta....^_^
Kajian Jelajah hati di Darush sholihat (pogung baru F77, sinduadi, mlati, sleman) tiap kamis ba'da asar dan sabtu ba'da asar ni.......
KRPH(Kajian Rutin Pagi Hari) tiap selasa pagi, kamis pagi dan sabtu pagi star jm06.30 di mardliyah yang letaknya di selatan masjid Sardjito...
Di Maskam UGM ahad pagi dan ahad sore, terus tiap selasa sore habis asar jg, sama jumat sore ade juga.....
Yuc Qta sama-sama bareng-bareng tholabul 'ilmi buat bekel Qta saat bertemu denganNya nanti.....
AYo ayo Qta ringankan langkah Qta....^_^
Langganan:
Komentar (Atom)