Senin, 19 Oktober 2009

Cahaya diatas cahaya

AKHLAQ By : abiya ds
CAHAYA DIATAS CAHAYA
Qs An-Nur : 35
“Allah (pemberi) cahaya(kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya seperti sebuah lubang yang tidak tembus 563 yang didaamnya ada pelita besar. Pelita tu di dalam tabung kaca, (dan) lubang kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi (yaitu)pohon zaitun yang tumbuh tidak di timurd an tidak pula d barat564 yang mnyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak dsentuh api. Cahaya diatas cahaya (berlapiss-lapis). Allah memberi cahayaNya bagi orang yang Dia kehendaki dan Allah memberi perumpamaan-prumpamaan bagi manusia. Dan Alah mengetahui segala sesuatu”.
563 “ Lubang yang tidak embus” (misykat) ialah suatu lubang dinding rumah yang tidak tembus sampai ke sebelahnya, biasanya digunakan untuk tempat lampu atau barang lain.
564 Pohon zaitun itu tumbuh di puncak bukit, ia mendapat sinar matahari baik pada waktu matahari terbit maupun ketika akan terbenam sehingga pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik.
Kaca bening Fitrah syafiyyah
Nur ‘ala nur yakin ‘ala yakin
Minyak zaitun ilmu syar’iyyah

Manusia ibarat misykat. Sumber cahaya (lampu) manusia adalah hati.
Fitrah syafiyyah adalah fitrah yang terjaga kebeningannya dari noda dan dosa dan telaga durhaka. Semua perbuatan pasti kalau tidak menyenangkan Allah pasti menyenangkan setan atau sebaliknya.
Ilmu syar’iyyah adalah ilmu mengenal Allah dan mengenal apa saja yang Allah inginkan atas kita dalam hidup ini. Qta belajar pada orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya.
Pertemuan antara fitrah syafiyyah dan ilmu syar’iyyah akan membuat siapapun melabuh pasti dalam labuhan keyakinan “ia mampu meihat yang ghoib itu seolah nyata ada di hadapannya”.
Kalat Ali : “ Kalaulah tutup dibuka tidak menambah keyakinanku sedikitpun”.
Cahaya Allah ada 2 :
1. Cahaya Jasmani : cahaya yang bisa dirasakan oleh tubuh kita seperti cahaya lampu ato matahari.
2. Cahaya ruh : cahaya yang bisa dirasakan oleh ruhani tubuh yaitu hati.
Wujud cahaya Allah adalah kesadaran akan Allah Maha segalanya dan kita hanya makhluk kecil tak berdaya. Antara kedua cahaya diatas saling bertemu. Contoh : Ketika melihat matahari, kita temkan cahaya jasmani dan kita juga menemukan cahaya ruhani dibalik cahaya matahari tersebut dengan hati yang baik dan bersih.
Segala perbuatan yang dilakukan orang-orang sebelum ditemukannya islam secara benar adalah dalam rangka pencarian saja seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim dalam mencari cahaya hakiki (Allah Ta’ala)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar